PADANG (RIAUPOS.CO) - Beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Sumatera Barat (Sumbar) dinilai belum disiplin dalam menginput data perkembangan Covid-19, sehingga menghambat alokasi bantuan dari pemerintah pusat.
"Beberapa rumah sakit daerah masih tidak disiplin dalam menginformasikan data perkembangan jumlah kasus Covid-19 melalui situs Sistem Informasi Rumah Sakit, sirs.yankes.kemenkes.go.id," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Barat, Arry Yuswandi, dalam Rapat Koordinasi RSUD se-Sumbar, di Padang, Sabtu (31/7/2021).
Arry menyebutkan, jumlah rumah sakit yang sudah menginputkan datanya melalui situs tersebut masih sebanyak 23 persen. Ia mengatakan dari 81 RSUD di Sumbar yang terdaftar, hanya 28-30 rumah sakit yang sudah mengisi data.
"Jumlah tersebut diambil pada 30 Juli lalu, jumlah rumah sakit yang sudah menginputkan data terbarunya masih 30 rumah sakit dari 81 RSUD yang terdaftar. Dan sebanyak 23 persen dari rumah sakit yang menginputkan data tersebut berada dalam keadaan kritis," ujar Arry.
Arry meminta Direktur Utama Rumah Sakit Daerah untuk memastikan penginputan data tersebut karena hal tersebut akan menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah pusat untuk membantu kebutuhan di daerah dalam penanggulangan Covid-19.
Adapun data dari masing-masing rumah sakit yang diperlukan berupa data jumlah pasien yang dirawat, keterisian tempat tidur hingga kebutuhan oksigen.
Setelah Arry memaparkan data tersebut, Mahyeldi, Gubernur Sumbar, mengatakan, terkait kekurangan SDM kesehatan yang dikeluhkan banyak RS dalam penanganan Covid-19, terdapat dua buah solusi. Yakni pola perekrutan baru dan kerja sama dengan sekolah-sekolah kesehatan yang ada di Sumbar.
"Dua solusi ini harus segera dijajaki agar persoalan kekurangan SDM bisa segera diatasi," ujar Mahyeldi.
Beberapa rumah sakit juga mengeluhkan kekurangan peralatan untuk penanganan Covid-19 terutama setelah dilakukan penambahan alokasi tempat tidur untuk mengurangi BOR.
Khusus untuk ketersediaan oksigen, Gubernur Mahyeldi mengatakan, Sumbar telah membentuk Satgas oksigen yang berfungsi untuk memetakan kebutuhan serta distribusi oksigen dari daerah atau provinsi yang bersedia membantu ke Sumbar.
Satgas yang dipimpin oleh Asisten II Setdaprov Sumbar itu membawahi Dinas Kesehatan untuk memetakan kebutuhan oksigen dan Dinas Perindustrian dan perdagangan untuk distribusi.
"Satgas ini harus bekerja secepatnya sehingga tidak terjadi lagi kekurangan oksigen untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit yang merawat pasien Covid-19," katanya.
Sumber: JPG/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun