Ajarkan Remaja Kesehatan Reproduksi

Kesehatan | Minggu, 30 Juni 2013 - 08:06 WIB

Ajarkan Remaja Kesehatan Reproduksi
Foto: badgeronline.co.uk

Seorang mahasiswi meninggal dunia setelah berupaya menggugurkan kandunggannya. Berita ini ramai dibahas di media cetak maupun elektronik, beberapa waktu lalu. Berita lainnya, masyarakat menemukan bayi masih lengkap dengan ari-arinya dibuang di tong sampah.  Diduga, bayi tersebut dibuang karena orangtuanya hamil di luar nikah.

-------------------

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Masalah kehamilan di luar nikah memang bukan hal baru saat ini. Karenanya bunda, remaja putri kita perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi agar mereka tidak salah melangkah di kemudian hari.

Kesehatan reproduksi untuk remaja, menurut mahasiswi D III Kebidangan Stikes Hang Tuah Pekanbaru Rizani Sulastri secara umum memang bicara tentang seks. Karenanya sangat relevan untuk diketahui remaja putri kita yang sedang dalam masa rawan perkembangan usianya. Sehingga, mereka bisa mewaspadai teman, pacar, bahkan orang lain tentang berapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.

Reproduksi menurutnya, adalah alat penghasil keturunan atau individu lainnya. Pembahasan tentang reproduksi bukan hanya untuk remaja dewasa ataupun mereka yang sudah menikah, akan tetapi juga bersangkutan dengan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Saat ini, banyak remaja yang kurang peduli terhadap apa yang mereka lakukan dalam berpacaran. Banyak di antara mereka yang sudah tidak lagi canggung dalam melakukan hal-hal yang dulunya dianggap tabu. Karenanya, bunda harus mewaspadai dan aktif dalam mengatasi masalah tersebut. Sehingga, mereka tidak terjerumus dalam perbuatan yang tidak diinginkan bahkan bisa merusak masa  depannya.

Saat dorongan seksual muncul, remaja tidak punya kemampuan menghadapi. Mereka juga tidak menyadari risiko dan bahaya yang timbul akibat salah melangkah dalam pergaulannya. Remaja bukannya tak ingin memahami persoalan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Namun, ketika mereka bertanya kepada orangtua atau guru, tidak jarang mereka malah dituduh menanyakan sesuatu yang tidak perlu dibahas.  Bahkan, tidak sedikit orangtua yang malah terkesan tidak peduli atau mengabaikan petanyaan tersebut. (tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook