KESEHATAN

Tak Usah Panik, Bersin-bersin Bukan Gejala Umum Virus Corona

Kesehatan | Minggu, 29 Maret 2020 - 18:00 WIB

Tak Usah Panik, Bersin-bersin Bukan Gejala Umum Virus Corona
INTERNET

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mendengar orang lain bersin jangan langsung menuduh terpapar virus corona. Sebab ternyata, bersin bukan gejala umum Covid-19 lho. Beda dengan flu biasa pada umumnya.

Sebaliknya, tanda-tanda utama Covid-19 adalah demam dan batuk kering. Gejala lain termasuk kelelahan, mual, sakit tubuh, batuk, sesak napas, dan masalah pencernaan.


Untuk pasien Covid-19, hidung tersumbat hanya terjadi pada 4,8 persen kasus, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengamati sekitar 56 ribu pasien Covid-19 China. Gejala yang lebih umum pada Coronavirus termasuk demam (pada 87,9 persen kasus yang diteliti), batuk kering (67,7 persen kasus), dan kelelahan (38,1 persen) seperti dilansir dari Bussiness Insider, Ahad (29/3).

Dalam laman The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakannya sebagai pandemi. Menurut WHO, gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin juga mengalami pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sakit dan nyeri atau diare. Beberapa orang melaporkan kehilangan indera perasa dan atau bau.

Sekitar 80 persen orang yang mendapatkan Covid-19 mengalami kasus ringan bahkan sering tak bergejala. Mirip seperti pilek biasa.

Menurut WHO, sekitar satu dari enam orang berpotensi menjadi sakit parah. Orang tua dan orang-orang dengan masalah medis yang mendasari seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, atau kondisi pernapasan kronis, berada pada risiko lebih besar.

Di Inggris, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) telah mengidentifikasi gejala spesifik seperti suhu tinggi dan batuk terus menerus. Karena ini adalah pneumonia virus, maka antibiotik tidak bisa digunakan. Obat antivirus masih diperjuangkan. Maka hanya mengandalkan daya tahan tubuh penderitanya untuk sembuh

Mengapa Virus Corona Lebih Buruk dari Flu Biasa?

Virus corona memiliki angka kematian 3 persen dan paling banyak pada lansia dan berpenyakit komorbit. Flu musiman biasanya memiliki tingkat kematian di bawah 1 persen dan diperkirakan menyebabkan sekitar 400 ribu kematian setiap tahun secara global. SARS memiliki tingkat kematian lebih dari 10 persen.

Perbedaan penting adalah hingga kini tak ada vaksin untuk virus Korona jenis baru. Artinya akan sulit bagi anggota populasi yang rentan orang lanjut usia, atau mereka yang memiliki masalah pernapasan atau kekebalan untuk melindungi diri mereka sendiri.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook