Mengapa Pap Smear Perlu?

Kesehatan | Minggu, 28 Oktober 2012 - 08:34 WIB

Mengapa Pap Smear Perlu?

Setiap hari, sekitar 40 wanita terdiagnosa kanker serviks atau cervical cancer. Lebih mengerikan lagi, sekitar 20 wanita meninggal dunia karena penyakit tersebut setiap hari di Indonesia.

Kenyataan tersebut terungkap dalam sebuah seminar di Pekanbaru, beberapa waktu lalu. Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setiap orang bisa terinfeksi virus Human Papiloma Virus (HPV) yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Infeksi ditularkan melalui kontak kelamin, walau bukan hanya melalui hubungan seks. Infeksi ini mudah menular sehingga semua wanita yang sudah melakukan hubungan seks berisiko terkena kanker leher rahim. Risiko menderita kanker leher rahim meningkat pada wanita perokok, berganti-ganti pasangan seksual, menikah usia muda dan penderita dengan penurunan kekebalan tubuh atau HIV/AIDS.

Mengerikannya, infeksi HPV tidak menimbulkan gejala, bahkan penderitanya tidak menyadari bahwa dia sudah terinfeksi bahkan sudah menularkannya kepada orang lain. Secara umum, pada stadium awal tidak ada gejala yang jelas. Setelah berkembang menjadi kanker timbul gejala-gejala keputihan yang tidak sembuh walaupun sudah diobati, keputihan yang keruh dan berbau busuk, perdarahan setelah berhubungan seks, pendarahan di luar siklus haid dan lain-lain. Pada stadium lanjut, saat sudah terjadi penyebaran ke organ-organ sekitar mungkin terdapat keluhan nyeri daerah panggul, sulit BAK, BAK berdarah dan lain-lain.

Dari infeksi virus HPV sampai menjadi kanker serviks memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan lebih dari 10 tahun. Pada tahap awal infeksi virus akan menyebabkan perubahan sel-sel epitel pada mulut rahim, sel-sel menjadi tidak terkendali perkembangannya dan bila berlanjut akan menjadi kanker.

Karenanya, wanita yang telah berusia di atas 35 tahun atau pernah berhubungan seks sebaiknya melakukan pap smear minimal sekali setahun, bahkan kalau perlu tiga kali setahun. Pasalnya, pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Tes ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal.

Selain pap smear, deteksi lain dapat dilakukan melalui IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang merupakan alternatif skrining untuk kanker serviks. Tes ini sangat mudah dan praktis.

Terkadang, sebagai wanita kita memang enggan memeriksakan organ intim pada dokter kandungan yang umumnya pria. Tapi demi kebaikan diri sendiri, bunda tidak perlu malu dan canggung. Atau kalau mau mau mencari informasi, sekarang sudah cukup banyak wanita yang menjadi dokter kandungan. Sehingga, apapun kondisi kita dapat diketahui secara dini, dan diobati secepat mungkin sebelum terlambat. (tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook