JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wabah virus Zika menyita perhatian dunia karena melonjaknya angka bayi yang menderita microcephaly (mikrosefali) di Brasil. Selain lewat gigitan nyamuk, virus yang kali pertama ditemukan pada 1947 itu bisa menular ke janin. Ibu hamil yang terinfeksi virus Zika akan melahirkan bayi dengan kelainan mikrosefali.
Namun, selain lewat dua cara itu, kabarnya, virus Zika juga bisa menular lewat hubungan badan. Memang, sampai sekarang baru ada dua kasus yang mendukung hipotesis tersebut. Semua terjadi pada masa lalu. Artinya sebelum wabah Zika membuat Brasil kewalahan seperti sekarang. Kasus pertama terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2008 dan kasus kedua terjadi di Polinesia pada 2013.
The New York Times melaporkan, kasus menularnya Zika lewat hubungan seksual kali pertama diungkapkan Brian D Foy pada 2011. Namun, kasus yang dia alami sendiri itu terjadi pada 2008. Ilmuwan asal negara bagian Colorado tersebut mengeluh sakit setelah melakukan perjalanan ke Senegal. Dia menunjukkan gejala seperti demam berdarah. Belakangan, dia dinyatakan positif terinfeksi virus Zika.
Setelah kondisi Foy yang dikenal sebagai pakar penyakit yang ditularkan serangga membaik, ganti sang istri yang sakit. Rupanya, sang istri tertular. ’’Uji laboratorium menunjukkan darah sang istri juga positif mengandung virus Zika,’’ terang harian tersebut. Padahal, sang istri tidak pernah menginjakkan kaki di Senegal atau tergigit nyamuk sebelum mengeluh sakit.
Foy dan istri yakin penularan itu terjadi lewat hubungan suami istri. Apalagi sebelumnya paramedis memeriksa anak-anak serta kerabat dan teman-teman dekat mereka. Hasilnya, hanya Foy dan istrinya yang positif terjangkit Zika. Anak-anak serta kerabat dan teman-teman dekat mereka sama sekali tidak tertular virus tersebut.
Kasus kedua terjadi pada 2013. Berdasar hasil pemeriksaan laboratorium, ditemukan virus Zika pada contoh sperma seorang pria Polinesia yang memang positif mengidap Zika. Namun, jejak virus itu tidak ditemukan pada darah pria berusia 44 tahun tersebut. ’’Berdasar dua temuan itu, seharusnya pemerintah juga memperingatkan publik tentang kemungkinan penularan lewat hubungan seksual,’’ tulis New York Times.
Menurut beberapa pakar, virus Zika juga bisa menular lewat transfusi darah. Ibu yang positif terinfeksi juga bisa menularkan virus tersebut ketika sedang menjalani persalinan. Para ilmuwan yang meneliti virus Zika juga bisa tertular jika terlalu lama terpapar di laboratorium. Namun, belum ada bukti kuat yang mendukung tiga hipotesis tersebut. (cnn/newyorktimes/hep/c5/ami)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga