JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tanaman ubi jalar memang lebih dikenal melalui umbinya sebagai bahan pangan. Tetapi sebenarnya, daun tanaman itu juga sangat populer di kalangan masyarakat yang berdiam jauh dari perkotaan. Memang, kelangkaan ruang bertanam menyebabkan masyarakat perkotaan cenderung ’’melupakan” daun tersebut. Sementara itu, berbagai penelitian ilmiah telah mempromosikan daun tanaman ubi jalar sebagai jenis sayuran yang bernutrisi tinggi.
Kekayaan nutrisi inilah yang diyakini dapat membantu mengatasi atau mencegah kekurangan gizi masyarakat di negara berkembang. Itu didukung pula melalui fakta bahwa tanaman ubi jalar dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Artinya, potensi penyediaan daun ubi jalar lebih unggul dibandingkan sayuran hijau lain. Hal penting lain adalah ubi jalar termasuk jenis tanaman yang tahan terhadap berbagai perubahan, termasuk iklim, cuaca, penyakit, pestisida, dan jenis tanah.
menurut Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS, Guru besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, kekayaan nutrisi daun ubi jalar memang memikat perhatian peneliti. Salah satu hasil penelitian yang menarik dilakukan peneliti Cina berkaitan dengan kandungan daun, yaitu protein, lemak, serat, karbohidrat, dan senyawa bioaktif polifenol. Juga terdapat mineral, termasuk kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan tembaga.
Hasil penelitian membuktikan adanya variasi kadar dan jenis kandungan pada varietas tanaman yang berbeda. Salah satu yang menarik adalah informasi terdapatnya koefisien korelasi tertinggi, yaitu antara aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa polifenol total. Artinya, daun ubi jalar mengandung zat dengan aktivitas antioksidan yang kuat.
Peneliti Amerika juga menunjukkan data keberadaan vitamin yang larut air pada umbi dan daun ubi jalar. Penelitian pada ubi jalar dari Amerika mengindikasikan terdapatnya jenis vitamin itu pada berbagai jaringan tanaman. Perbedaan usia dan varietas tanaman memengaruhi jenis dan kadar vitamin antara daun muda, daun tua, kuncup, dan tulang daun. Peneliti menyimpulkan bahwa asam askorbat, vitamin B3, B1, B2, dan B6 terdapat dalam konsentrasi lebih tinggi pada daun jika dibandingkan dengan jaringan bagian tanaman lain. Kecukupan vitamin B6 pada daun dewasa dan muda ubi jalar dapat dipertimbangkan sebagai pengganti vitamin pada buah-buahan dan sayuran, seperti brokoli, wortel, dan pisang.
Apa saja manfaat daun ubi jalar bagi kesehatan? Selain antioksidan, berbagai studi mengindikasikan aktivitas sebagai antikanker, antimutagenik, modulasi sistem imun, dan pelindung fungsi liver. Khasiat itu juga erat berkaitan dengan keberadaan senyawa golongan flavonoid dan karotenoid. Dan, ternyata konsentrasi kandungan senyawa golongan fenol dan flavonoid dipengaruhi oleh waktu panen dan banyak sedikitnya paparan sinar matahari. Oleh karena itu, pemilihan waktu pemetikan harus sangat tepat untuk mendapatkan daun dengan nutrisi optimal. Pemetikan perlu juga memperhatikan sifat daun yang mudah layu dan rusak segera setelah dipetik. Untuk mengatasinya, pengeringan perlu dipertimbangkan pada penyimpanan untuk waktu lama.
Tanaman asal bernama ilmiah Ipomoea batatas dari suku Convolvulaceae dan berasal dari Amerika Selatan. Terdapat kurang lebih 6.500 varietas tanaman ubi jalar di berbagai bagian dunia. Varietas dapat dibedakan melalui warna daging dan kulit umbi, warna daun, serta daerah asal tanaman.
Antiradang
Radang adalah reaksi tubuh yang berkaitan dengan sistem imunitas. Ternyata, senyawa sianidin dan kuersetin dalam ekstrak daun ubi menunjukkan aktivitas antiradang. Uji ekstrak daun ubi jalar ungu pada sel otak pun menunjukkan aktivitas antiradang. Terdapat dugaan aktivitas tersebut berkaitan dengan khasiat sebagai antioksidan. Karena itulah, peneliti Tiongkok meyakini bahwa mengonsumsi daun ubi jalar ungu menyebabkan terjadinya modulasi pada sistem imun. Dalam hal ini, terjadi peningkatan peripheral blood mononuclear cells, yaitu sel imun yang dibuat di sumsum tulang belakang yang berperan pada imunitas.
Aktivitas Antidiabetes
Daun ubi jalar sebagai antidiabetes? Memang belum banyak dibahas, namun ada hasil penelitian yang mendukungnya. Dikatakan, beberapa senyawa kandungan daun ubi jalar menunjukkan aktivitas yang potensial dalam mengendalikan diabetes. Contohnya adalah kandungan asam klorogenat yang dapat menurunkan pelepasan glukose ke dalam aliran darah, menurunkan indeks glikemik sehingga tentu menguntungkan bagi pasien diabetes. Keadaan itu bisa menurunkan risiko orang terkena gangguan diabetes tipe 2.
Uji aktivitas antidiabetes terhadap 116 jenis varietas tanaman ubi jalar di Tiongkok sudah dilakukan. Hasilnya menunjukkan aktivitas antidiabetes. Bahkan, studi pada hewan coba tikus yang diberi ekstrak daun mengindikasikan aktivitas hipoglikemia dan antihiperglikemia. Zat kandungan asam fenolat, caffeoylquinic acid dan derivat, antosianin dalam ekstrak daun berperan sebagai kontributor kunci, yaitu sebagai agen hipoglikemik (penurun kadar gula darah di bawah kadar normal).
MENGOLAH DAUN UBI JALAR SEBAGAI SAYUR
Kekayaan nutrisi daun ubi jalar perlu dipertahankan agar tidak banyak hilang pada pengolahan.
Caranya:
Gunakan sesegera mungkin setelah dipetik.
Setelah dicuci bersih, potong semua bagian hingga berukuran lebih kecil.
Gunakan api yang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lama saat memasak.
Untuk bahan salad, tambahkan salad dressing (minyak zaitun dll) untuk membantu proses penyerapan vitamin A yang terkandung dalam daun.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman