Mengenal Lebih Dalam tentang Bedah Jantung

Kesehatan | Minggu, 27 Juni 2021 - 11:29 WIB

Mengenal Lebih Dalam tentang Bedah Jantung
dr Kelly Christy SpBTKV Cardio-Thoracic & Vascular Surgeon

KETIKA mendengar isitilah "bedah jantung” mungkin terdengar "menakutkan” pada sebagian besar orang, karena tindakan ini merupakan tindakan bedah pada organ yang  vital yang mendukung keberlangsungan hidup.

Jantung adalah organ yang berfungsi sebagai pompa darah untuk pemenuhan kebutuhan metabolisme ke seluruh tubuh. Tindakan bedah jantung ini dilakukan pada kelainan jantung yang tidak dapat dikoreksi dengan obat-obatan atau tindakan intervensi (kateterisasi).


Prosedur bedah jantung dilakukan oleh dokter spesialis bedah jantung (Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular, SpBTKV). Tidak semata-mata hanya dikerjakan sendiri oleh dokter bedah jantung, tetapi merupakan kolaborasi kerja sama dari sebuah Tim Jantung (heart team) yang terdiri dari dokter bedah jantung, dokter jantung, dokter paru, dokter anestesi khusus bedah jantung, dokter ICU khusus bedah jantung, perawat-perawat khusus bedah jantung baik di kamar operasi maupun di ruangan, perfusionist yang menjalankan mesin jantung-paru, dokter radiologi, dokter rehab-medik, dan spesialisasi serta penunjang lain yang berhubungan dengan kondisi pasien.

Saat ini, di Indonesia baru ada 150 dokter bedah jantung. Tidak banyak rumah sakit yang dapat melakukan tindakan bedah jantung. Selain tenaga medis yang terbatas, faktor fasilitas yang belum menunjang juga sangat berperan. Selain itu, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki pelayanan pusat bedah jantung dan beruntungnya di Provinsi Riau telah memiliki beberapa pusat bedah jantung.

Pada umumnya bedah jantung dibagi menjadi bedah jantung anak (kelainan jantung bawaan) dan bedah jantung dewasa. Spektrum bedah jantung dewasa meliputi bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass surgery, CABG), bedah pada kerusakan katup jantung, terdapat sumber infeksi pada jantung, tumor jantung, gangguan irama jantung, trauma jantung, serta pembedahan pada gagal jantung. Jenis operasi jantung yang paling umum untuk orang dewasa adalah CABG. Operasi ini dilakukan pada kasus penyakit jantung koroner, yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah jantung (arteri koroner).

Prinsip tindakan CABG adalah memberikan aliran darah kembali ke otot jantung yang mengalami kekurangan supply oksigen dan nutrisi dengan cara dilakukan pintas arteri koroner (bypass) seperti jalan layang melewati daerah yang macet atau buntu. Pembuluh arteri atau vena yang sehat dari tubuh diambil dan dihubungkan (graft) melewati arteri koroner yang tersumbat. Hal Ini menciptakan jalur baru agar darah yang kaya oksigen mengalir ke otot jantung. CABG dapat meredakan nyeri dada dan menurunkan risiko serangan jantung dengan menjaga aliran ke otot-otot jantung yang masih belum terkena dampak dari sumbatan tersebut.

Jenis operasi jantung yang juga umum dikerjakan adalah memperbaiki atau mengganti katup jantung. Jantung terdiri 4 ruangan yaitu atrium kanan dan ventrikel dan atrium kiri dan ventrikel kiri. Terdapat pintu (katup) yang meng­hubungkan atrium dan ventrikel serta dari ventrikel ke pembuluh darah besar.  

Darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, masuk kedalam jantung melalui atrium kanan, ventrikel kanan, ke paru-paru untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida, kemudian kembali ke atrium kiri, ventrikel kiri dan selanjutnya di pompakan kembali ke seluruh tubuh. Ruangan dan katup-katup saling bekerja bersama berkontraksi, membuka dan menutup untuk memompa darah satu arah.

Kerusakan katup jantung dapat terjadi karena penyakit jantung rematik, infeksi, perubahan struktur jantung pada penyakit jantung koroner, ataupun proses degeneratif (penuaan) menyebabkan katup tersebut menyempit atau tidak dapat tertutup dengan baik. Tujugan tindakan bedah koreksi katup jantung untuk menjaga dan melancarkan aliran darah yang lewat secara satu arah.

Operasi jantung tradisional, sering disebut operasi jantung terbuka, dilakukan dengan membuka dinding. Dokter bedah memotong tulang dada pasien (atau hanya bagian atasnya) untuk membuka dada. Setelah jantung terpapar, pasien terhubung ke mesin pintas jantung-paru (on-pump cardiac surgery).

Mesin ini mengambil alih tindakan pemompaan jantung dan memindahkan darah dari jantung serta memberikan pernafasan sebagai fungsi paru. Hal ini memungkinkan dokter bedah untuk beroperasi pada jantung yang tidak berdetak dan darah tidak mengalir melewatinya.

Mesin ini menjaga darah tetap mengalir keseluruh tubuh untuk memberikan nutrisi dan oksigen. Setelah dilakukan tindakan utama pada jantung, kemudian mesin tersebut dilepas dan jantung akan kembali berdetak. Jenis lain dari operasi jantung disebut off-pump cardiac surgery, atau dalam keadaan detak jantung saat operasi sehingga tidak menggunakan mesin jantung-paru.  Operasi jantung off-pump terbatas pada tindakan CABG yang tidak membuka ruang jantung. Dokter bedah juga dapat membuat sayatan kecil (potongan) di antara tulang rusuk untuk melakukan beberapa jenis operasi jantung. Tulang dada tidak di­buka untuk mencapai jantung. Ini disebut operasi jantung minimal invasif.

Terdapat banyak faktor yang menentukan keberhasilan operasi bedah jantung. Level gangguan fungsi pompa jantung, derajat kerusakan dari struktur jantung, dan kompleksitas pembedahan merupakan hal yang berperan penting terahadap keberhasilan. Selain itu faktor lain seperti usia, penyakit penyerta seperti diabetes, gagal ginjal, stroke, gangguan fungsi liver, status imunitas, kelainan darah, merupakan beberapa hal yang juga berperan dalam keberhasilan operasi bedah jantung.

Telah banyak artikel yang membahas tentang menjaga kesehatan jantung, mulai dari menjaga asupan makanan, aktivitas fisik, berhenti merokok, dan mengurangi stess. Namun yang perlu diperlu diperhatikan juga semakin optimal kondisi jantung saat dilakukan tindakan pembedahan, maka akan meningkatkan keberhasilan operasi. Saat jantung sudah dalam keadaan payah jantung (gagal jantung) akibat dari penyakitnya, belum ada obat yang dapat mengembalikan fungsi kerja pompa jantung tersebut. Dalam keadaan jantung sedemikan lemahnya, hanya dapat dilakukan tindakan transplantasi jantung atau pompa jantung buatan.

Tindakan bedah jantung sudah maju, berkembang dan merupakan prosedur yang sudah rutin dikerjakan di Indonesia. Pasien yang menunda-nunda anjuran dokter untuk tindakan pembedahan juga membuat kondisi jantung semakin berat dan meningkatkan risiko pembedahan.

Kondisi optimal jantung ini terjadi pada keadaan dimana kelainan jantung ditemukan pada tahap awal pe­nyakit. Oleh karena sangat penting untuk dilakukan medical check-up secara rutin. Jika terdapat gejala rasa tidak nyaman di dada, rasa nyeri di dada, sesak saat beraktivitas, rasa berdebar-debar maka sebaiknya jangan takut untuk diperiksakan di dokter, karena dengan mendeteksi dan terapi lebih awal, akan semakin baik daripada saat keadaan sudah lanjut.***

 

dr Kelly Christy SpBTKV Cardio-Thoracic & Vascular Surgeon
Dokter Spesialis Bedah Thorak dan Kardiovaskular RS Awal Bros Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook