NEW YORK (RIAUPOS.CO) - Pukulan terhadap dunia oleh pandemi corona (Covid-19) saat ini masih berlangsung dan belum berakhir. Di beberapa negara memang terjadi tren penurunan, tetapi di banyak negara, seperti di Amerika Selatan, statistik penularan masih tinggi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa dunia saat ini masih terpukul akibat penularan virus corona. Direktur Eksekutif WHO, Dr Mike Ryan sebagai pakar kesehatan menuturkan hal tersebut dilihat dari lonjakan kasus virus corona yang masih terjadi di Brazil dan India.
Peringatan tersebut disampaikan untuk meredam harapan pemulihan ekonomi global secara cepat dan kemungkinan jadwal perjalanan internasional yang akan dibuka kembali dalam waktu dekat.
"Saat ini, kita tidak berada dalam gelombang kedua. Kita tepat di tengah gelombang pertama secara global. Kita masih berada di banyak fase di mana penyakit ini sedang dalam perjalanan," ujar Dr Ryan seperti dilansir Associated Press (AP).
Saat ini India mencatat lonjakan kasus baru corona sehingga total kasus positif mencapai 146.376 dan 4.187 kematian. Sebagian besar kasus corona di India terpusat di negara bagian barat Maharashtra, Mumbai, dan Gujarat dan daerah timur lantaran warga kembali ke desa dari kota-kota besar.
Peningkatan kasus corona terjadi setelah pemerintah India mulai melonggarkan penutupan wilayah (lockdown). India juga mulai mengizinkan operasional penerbangan domestik mulai Senin (25/5) setelah ditutup selama dua bulan.
Setali tiga uang, Brazil juga mencatat lonjakan kasus hingga mencapai 375 ribu dan lebih dari 23 ribu kematian. Saat ini Brazil berada di uruta kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus corona tertinggi di dunia.
Banyak pihak yang khawatir jika angka infeksi sebenarnya jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.
Ryan mengatakan tingkat penularan virus corona di Brazil terbilang intens. Ia menyarankan negara tersebut tetap mempertahankan anjuran agar warga tetap tinggal di rumah, terlepas dari dampak negatifnya bagi perekonomian.
"Anda harus terus melakukan semua upaya yang Anda bisa," kata Ryan.
Akan tetapi Gubernur Sao Paolo, Joao Doria, mengesampingkan aturan lockdown total dengan berencana melakukan pelonggaran mulai 1 Juni mendatang.
WHO sebelumnya menghentikan sementara uji klinis hydroxychloroquine atau obat malaria sebagai pengobatan potensial bagi pasien Covid-19. Keputusan tersebut dilakukan setelah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan obat itu dapat meningkatkan risiko kematian pasien.
Sebuah kelompok Solidarity Trial yang terdiri dari ratusan rumah sakit rujukan virus corona di seluruh dunia mendaftarkan pasien untuk diuji menggunakan hydroxychloroquine. Kini uji coba tersebut dihentikan sementara.
Sumber: AP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun