(RIAUPOS.CO) - Gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia dan makan berlebihan yang menyebabkan obesitas. Semuanya bisa menjadi pemicu infertilitas dan mempengaruhi kemampuan untuk hamil.
Orang yang berjuang dengan gangguan makan apa pun biasanya mengalami stres dengan ciri-ciri kepribadian seperti perfeksionisme dan kontrol atau gangguan mental seperti gangguan obsesif-kompulsif, kecemasan dan depresi.
Stres akibat kondisi psikologis ini juga bisa berkontribusi pada masalah menstruasi dan infertilitas.
“Stres psikologis dari gangguan makan pasti bisa berperan dalam masalah infertilitas,” kata Dr Heather Maio, seorang psikolog dan asisten wakil presiden layanan klinis dan penerimaan untuk The Renfrew Centers, seperti dilansir laman Sheknows.
2. Anorexia Mempengaruhi Kesuburan
Penurunan berat badan yang ekstrim akibat penurunan kalori menghasilkan penekanan hormon dari kelenjar pituitari yang diperlukan untuk mempertahankan kadar estrogen normal.
“Tanpa kadar estrogen normal, ovulasi tidak terjadi dan infertilitas berkembang,” kata Dr Carolyn Givens, seorang ahli endokrinologi reproduksi di klinik Prelude Fertility.
Mereka yang berpartisipasi dalam latihan kompulsif (atau dikenal sebagai bulimia olahraga) bisa berakhir dengan sangat baik dalam menekan periode mereka juga.
Seringkali dalam situasi ini, mereka mungkin melihat menstruasi mereka lebih ringan atau lebih jauh terpisah atau mungkin berhenti menstruasi sama sekali.
3. Keguguran dan Lahir Mati Adalah Kenyataan
Seseorang yang mengalami anoreksia selama kehamilan (disebut sebagai pregorexia) bisa meningkatkan risiko keguguran. Orang anoreksia juga lebih mungkin mengalami keguguran ganda, bahkan saat pemulihan dari anoreksia.(jpc)