JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke adalah yang paling mematikan. Sesuai data pembiayaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, penyakit jantung adalah yang tertinggi menjadi beban pembiayaan. Untuk penanganannya pun, pasien harus sesegera mungkin ditolong.
Penyakit jantung dan stroke memiliki masa golden period atau masa emas. Saat serangan muncul, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit maksimal 4,5 jam untuk mencegah kecacatan dan kematian.
"Penyakit yang bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan tanpa adanya peringatan. Jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh gaya hidup yang buruk ini harus segera ditangani secara tepat guna mengurangi risiko yang tidak diinginkan," kata Ketua Indonesian Society of Interventional Cardiology (ISIC) Dr dr Doni Firman SpJP(K) FIHA, dalam konferensi pers, Jumat (25/11).
Golden period menjadi alarm agar membawa pasien ke rumah sakit jangan sampai terlambat. Jika terlambat ditangani, maka akan fatal berujung kecacatan hingga kematian.
"Penyakit kardiovaskular adalah penyakit utama di dunia dengan mortalitas tertinggi. Serangan jantung misalnya, adalah penyakit kardiovaskular yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat, serta membutuhkan layanan kesehatan tingkat lanjut yaitu prosedur kateterisasi jantung dan pemasangan ring," ujarnya.
Prosedur ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa. Kateterisasi ini adalah salah satu prosedur intervensi kardiologi.
"Prosedur invasif memasukkan alat dalam tubuh manusia tanpa pembedahan, yang sangat berkembang dalam satu dekade terakhir selain tentunya banyak prosedur lain yang makin maju dalam bidang kardiovaskular," jelas dr Doni.
Ia menambahkan intervensi kardiologi Indonesia berkembang pesat, bukan saja pemasangan ring pada penyempitan pembuluh darah namun juga berbagai prosedur intervensi non bedah pada kasus-kasus penyakit jantung katup (valvuloplasti perkutan). Saat ini prosedur intervensi dalam bidang kardiovaskular merupakan prosedur terapi yang rutin dilakukan di Indonesia.
"Perkembangan teknologi turut mendukung pesatnya dinamika intervensi kardiologi. Pengukuran flow dan ultrasonografi intravaskular, berbagai macam ring dan balon pembuluh darah serta alat-alat pendukungnya, termasuk penutup defek penyakit jantung bawaan serta masih banyak lagi modalitas lainnya," jelas dr Doni.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi