JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kejadian tak mengenakan terjadi pada Dokter yang menangani pasien positif corona. Mereka diusir dari lingkungan domisili mereka di Jakarta Timur. Kejadian itu pun telah dilaporkan kepada Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah mengatakan, penolakan tersebut telah terjadi sejak Ahad (22/3). Kejadianya tidak hanya perawat tapi juga dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan ditolak juga
Akibatnya tenaga medis perawat pasien COVID-19 itu saat ini ditampung sementara di salah satu gedung RSUP Persahabatan sebagai tempat tinggal sementara mereka. Soal dokter yang mendapat perlakuan sama seperti perawat itu, Harif tidak menjelaskan lebih detail.
“Untuk rekan perawat saat ini tinggal di RS dulu,” kata Harif, Rabu (25/3) pagi.
Kejadian ini dipastikan baru diketahui terjadi di lingkungan RSUP Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur.
“Saya baru mendapatkan laporan di RSUP Persahabatan saja. Domisili mereka tinggal ada di sekitar RSUP Persahabatan, di sekitar Jakarta Timur,” katanya.
Penolakan itu dilakukan masyarakat karena merasa khawatir tertular virus corona (COVID-19). Untuk itu, PPNI akan mulai melakukan advokasi terhadap nasib tenaga medis yang kini mengalami kesulitan kembali ke kosan serta rumah mereka akibat penolakan tersebut.
Harif juga mengatakan, tindakan masyarakat yang menolak kehadiran dokter maupun perawat COVID-19 adalah tindakan yang berlebihan.
“Justru sebenarnya masyarakat harus merasa beruntung ada perawat tinggal dekat tempat tinggal mereka. Tenaga medis ini lebih tahu karakteristik COVID-19 dibandingkan masyarakat awam,” katanya.
Bahkan tenaga medis tersebut bisa menjadi tempat bertanya dan konsultasi terkait bahaya penyakit di lingkungan mereka.
“Kita mendengar ada upaya dari RSUP Persahabatan sedang mencarikan tempat. Sekarang saya coba hubungi PPNI daerah untuk advokasi ini,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman