JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ginjal digunakan untuk menyaring racun dalam darah agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Meski diciptakan sepasang, ternyata hidup dengan satu ginjal tidak memiliki dampak signifikan bagi kesehatan tubuh. Sama halnya dengan memiliki dua ginjal, pola hidup sehat pun harus dijaga.
Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr Soetomo Dana Pramudya menyatakan bahwa berfungsi, organ lain dalam tubuh biasanya akan tetap berfungsi dengan baik. ’’Asalkan ginjal yang tersisa dalam kondisi sehat dan normal,” kata Dana, Ahad (23/7).
Dana menyebut berfungsinya satu ginjal ada beberapa sebab. Selain karena donor, bisa juga karena penyakit seperti gangguan ginjal akut atau ada tumor di salah satu sisi. Dia menyebut ginjal adalah organ yang kuat dan dapat menyesuaikan diri. Maksudnya ketika salah satu tidak berfungsi bisa, satu ginjal dapat mengambil alih pekerjaan kedua ginjal.
“Namun, ginjal adalah organ penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, membuang limbah dan racun dari darah, dan membantu dalam produksi sel darah merah. Jadi, jika ginjal yang tersisa tidak berfungsi dengan baik, ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal kronis,’’ ujarnya.
Lulusan postgraduate transplant nephrology (ginjal) di AMC, Amsterdam, ini menyatakan jika satu ginjal akan menyebabkan ginjal tersebut kerja keras. Risiko seseorang mengalami masalah ginjal di masa depan bisa terjadi jika tidak menjaga kesehatan ginjal mereka dengan baik. Contohnya dengan minum cukup air, menjaga diet yang seimbang, dan menghindari zat-zat berbahaya seperti alkohol dan obat-obatan tertentu. Memiliki dua ginjal pun memiliki risiko yang sama jika tidak menjaga kesehatan.
Dia menganjurkan jika pemilik satu ginjal harus menjaga hidup sehat. Selain itu juga rutin memeriksakan kesehatan ginjalnya. Apalagi jika punya kondisi komorbid seperti diabetes dan hipertensi. ”Sebagian besar orang yang hanya memiliki satu ginjal dapat menjalani kehidupan yang normal dan sehat. Tidak akan merasa lebih mudah lelah atau tidak dapat bekerja keras,” ungkapnya.
Sebenarnya donor ginjal sudah awam di dunia medis. Namun hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebab donor ginjal harus menjalani serangkaian tes medis sebelum mereka dapat menyumbangkan ginjal mereka.
“Tes ini dirancang untuk memastikan bahwa donor dan penerima cocok satu sama lain, donor dalam kondisi kesehatan yang baik, dan bahwa mereka dapat menjalani operasi dan pemulihan dengan aman,” ucapnya.
Tes yang harus dilakukan antara lain tes darah, tes urine, radiologi, dan biopsi ginjal bila diperlukan. “Jadi, tidak mungkin untuk memberikan atau menerima ginjal tanpa melakukan tes lab terlebih dahulu,” ujarnya.(lyn/jpg)