JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Umat muslim akan menyambut hari pertama Ramadan. Ibadah makan sahur menjadi salah satu kenikmatan di bulan suci Ramadan. Sahur perdana, umumnya hidangan masih lengkap di meja makan. Tapi jangan asal makan berlebihan ya, nanti lambung bisa sakit.
Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hardinsyah menjelaskan, sahur perdana dan sahur selanjutnya selama 30 hari akan lebih baik dengan menghidangkan gizi berimbang. Tetap ada sayur dan buah. Sehingga kecukupan gizi apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini akan terpenuhi.
"Persiapan diri untuk hidangannya sama saja, makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah yang bisa menjaga imunitas," jelas Prof Hardinsyah kepada JawaPos.com, baru-baru ini.
Agar lambung tak kaget, kata dia, sebaiknya saat bangun sahur jangan langsung makan. Akan tetapi perut butuh jeda 30 menit sebelum makan sahur.
"Supaya enggak langsung duduk di meja makan, 30 menit dulu misalnya ke toilet, cuci muka dan bersih-bersih. Apalagi habis sahur kan ngantuk pasti. Jadi harus ada jeda dulu. Sehingga lambung tak kaget bangun tidur langsung makan. Biar ada warming up," tuturnya.
Hardinsyah menegaskan akan lebih baik jika melakukan ibadah sahur sebelum puasa. Dan jangan sampai lupa agar metabolisme tubuh sanggup dalam menghadapi ibadah puasa.
"Kan semua orang punya alarm ya sekarang, punya ponsel walaupun anak kos. Baiknya makan sahur ya, agar kuat ibadahnya," katanya.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal