Kiat Berpuasa Aman bagi Penderita Diabetes Melitus, Simak Tipsnya

Kesehatan | Rabu, 22 Maret 2023 - 18:18 WIB

Kiat Berpuasa Aman bagi Penderita Diabetes Melitus, Simak Tipsnya
dr Mukhyarjon SpPD. (IST)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Umat Muslim bakal melaksanakan ibadah puasa pada Bulan Suci Ramadan. Bagi umat muslim berpuasa merupakan ibadah yang penting dan Allah SWT memberikan  ganjaran yang besar kepada orang yang menjalaninya. 

Beberapa keutamaan puasa bagi kesehatan telah diteliti oleh banyak ilmuwan diantaranya yang ditulis pada sebuah artikel dalam Macedonian Journal of Medical Science, Syahrul Rahman menulis  bahwa berpuasa dapat memperbaiki gula darah, kadar kolesterol darah, menurunkan stres psikis, menurunkan peradangan dan lain-lain.


Meskipun berpuasa memiliki berbagai manfaat, namun diperlukan kiat-kiat khusus pada kelompok orang dengan penyakit tertentu. Dimana apabila berpuasa secara tidak hati-hati dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan. 

Sebagai contoh  pada penderita diabetes melitus (kencing manis),  beberapa risiko dapat terjadi diantaranya adalah berkurangnya kadar gula di bawah ambang normal (hipoglikemia) atau bisa terjadi peningkatan gula darah yang drastis (hiperglikemi). 

Internis dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau dr Mukhyarjon SpPD mengatakan, dampak lain juga dapat menyebabkan kekurangan cairan (dehidrasi) dan bahkan komplikasi akut karena meningkatnya zat asam di dalam darah (ketoasidosis). 

"Meskipun terdapat risiko, penelitian melaporkan bahwa sebagian besar (> 80 persen) penderita kencing manis ingin tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan," tuturnya, Rabu (22/3/2023).

Mengingat hal itu maka berpuasa pada penderita kencing manis harus dilakukan hati-hati dengan  memperhatikan kaidah-kaidah tertentu sehingga mendapatkan manfaat yang diharapkan.

Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), dikatakan dia, telah mengeluarkan beberapa kiat-kiat berpuasa bagi penderita kencing manis. Menurut Perkeni ada beberapa  aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap penderita kencing manis yang melaksanakan puasa.

"Pertama penyesuaian nutrisi dan aktivitas fisik. Kedua, pengaturan dosis obat pada waktu berpuasa di bulan Ramadan. Ketiga, pemantauan gula darah dan keempat, mengetahui kapan penderita kencing manis membatalkan puasa," paparnya. 

Ditambahkan dia, selama berpuasa perlu dilakukan penyesuaian nutrisi dan aktivitas fisik. Setiap hari tubuh memerlukan sekitar 1.200 sampai 2.000 kalori. Selama berpuasa, jumlah kalori yang dikonsumsi didistribusikan untuk sahur (30-40 persen) dan berbuka (40-50 persen) dan 1-2 kali camilan (10-20 persen). 

Dari jumlah tersebut karbohidrat adalah komposisi terbanyak (40-50 persen), jenis karbohidrat yang dipilih sebaiknya yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga energi dapat dilepaskan secara perlahan, protein 20-30 persen berupa kacang-kacangan, ikan, unggas atau daging, lemak 30-35 persen berupa lemak monosaturasi dan lemak tak jenuh ganda.

Kemudian lemak jenuh harus dibatasi < 10 persen dari total asupan kalori harian dan asupan serat yang cukup dari buah dan sayuran. Selain kalori, kita harus mencukupi kebutuhan cairan harian yaitu sekitar 30-50 cc/kilogram berat badan. 

"Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan trombosis. Sahur sebaiknya dilakukan di akhir-akhir waktu dan selama berpuasa dianjurkan untuk menghindari makanan atau minuman manis dan tambahan gula pada makanan," terangnya.

Guna mencegah dehidrasi juga dianjurkan untuk menghindari makan atau minuman yang mengandung kafein. Selama berpuasa pasien kencing manis sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik rutin. Olahraga sebaiknya dilakukan di pagi hari dan setelah berbuka. 

Sedangkan untuk mencegah dehidrasi dan hipoglikemi selama berpuasa, dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga berat. Taraweh, yang merupakan ibadah rutin selama Ramadhan juga dianjurkan karena bermafaat untuk  meningkatkan kekuatan otot dan sendi.  

Aspek penting yang harus diperhatikan selama menjalankan ibadah puasa adalah selalu memantau kadar gula darah. Pemantauan dapat dilakukan pada waktu sebelum sahur, pagi hari, siang hari, menjelang berbuka, 2 jam setelah berbuka, menjelang tidur dan kapan saja apabila ada keluhan. 

Dengan melakukan pemantauan gula darah ini maka dapat diantisipasi komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan seperti penurunan gula darah atau peningkatan gula darah yang berlebihan.

"Pertanyaan yang sering ditanyakan juga oleh pasien kencing manis adalah bagaimana pola minum obat dan apakah ada perubahan dosis obat pada saat berpuasa? Obat diabetes ada beberapa macam diantaranya obat minum (oral) dan obat injeksi (insulin)," tuturnya.

Obat minum ada yang meningkatkan insulin di dalam darah seperti obat golongan sulfonil urea contohnya adalah glibenclamid, glimepiride, gliclazide, gliquidone dan lain lain. Untuk obat golongan ini, apabila dosis sebelumnya  1 x 1 tab perhari pada pagi hari maka pada saat berpuasa tetap diminum 1 x sehari namun diminum pada saat berbuka. 

Apabila obat ini sebelumnya diminum 2 kali sehari pagi dan malam maka pada saat berpuasa diminum setengah tab pada sahur dan 1 tablet pada saat berbuka. Obat minum golongan lain yang banyak dipakai adalah metformin. Obat ini meningkatkan kepekaan sel tubuh terhadap insulin. 

Apabila obat ini sebelumnya diminum 1 x 1 tab perhari maka pada saat berpuasa tetap diminum 1 x 1 tab dan diminum setelah berbuka. Apabila sebelumnya 2 x 1 tab maka pada saat puasa diminum 2 x 1 tab pada sahur dan berbuka dan apabila sebelumnya 3 x 1 tab maka pada saat berpuasa diminum 1 tab saat sahur dan 2 tablet saat berbuka.

Selain obat oral tak jarang penderita DM juga menggunakan suntikan insulin. Suntikan insulin umumnya  ada 2 jenis yaitu insulin prandial (sebelum makan) dan insulin basal. Insulin prandial fungsinya menurunkan gula pada saat sesudah makan, dan insulin basal  menurunkan gula darah ketika tidak makan (puasa). 

"Insulin prandial biasanya 2-3 kali pada saat sebelum makan. Ketika menjalankan puasa, dosis insulin prandial yang disuntikkan pada waktu sahur diturunkan  25 sampai 50 persen dan pada saat berbuka disuntikkan dengan dosis yang sama seperti sebelum puasa," sambungnya.

Sementara itu untuk insulin basal bila pada sebelum ramadan disuntikkan 1 kali maka di bulan ramadhan disuntikkan pada saat berbuka dengan pengurangan dosis 15 sampai 30 persen. Bila pada saat sebelum Ramadan  insulin basal disuntikan 2 kali sehari yaitu  pagi dan malam hari maka pada saat berpuasa juga disuntikkan 2 kali sehari yaitu sahur dan berbuka namun pada waktu sahur dilakukan pengurangan dosis 50 persen dari sebelumnya. 

"Guna menghindari keraguan-raguan, pengaturan obat dapat  ditanyakan langsung kepada dokter ketika melakukan kunjungan ke rumah sakit. Hal yang perlu diperhatikan oleh penderita kencing manis yang berpuasa adalah mengetahui kapan harus membatalkan puasa," pungkasnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook