WABAH VIRUS CORONA

APD Terbatas, Penanganan Pasien Covid-19 Terkendala

Kesehatan | Minggu, 22 Maret 2020 - 16:00 WIB

APD Terbatas, Penanganan Pasien Covid-19 Terkendala

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wisma Atlet Kemayoran Jakarta direncanakan ”disulap” menjadi rumah sakit darurat untuk menangani pasien Covid-19. Jika disebutkan wisma atlet memiliki 2.400 kamar, diperlukan 9.600 relawan. Itu dengan asumsi semua kamar terisi satu pasien dan satu perawat menangani satu pasien. Para perawat dibagi tiga sif plus satu sif cadangan.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah menuturkan, pihaknya sudah berusaha dengan maksimal membantu pemerintah dalam hal perawatan terkait Covid-19.


Caranya, merekrut relawan perawat untuk mengantisipasi kondisi puncak. ”Baru dua hari ini sudah 450 orang,” kata dia dalam diskusi di Jakarta kemarin.

Khusus DKI, sudah direkrut 146 orang. Mereka sudah diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta.

Namun, para relawan itu masih diliputi sejumlah pertanyaan. Misalnya, kecukupan alat pelindung diri (APD) hingga kebijakan yang mampu mendukung kerja teknis penanganan pasien. Khusus APD, keluhan yang sama terjadi di berbagai daerah. Pihaknya sudah menanyakan kepada Kemenkes dan diinformasikan bahwa BUMN akan menyediakan.

Dia mencontohkan, di RS rujukan utama seperti RSPI Sulianti Saroso, dia mendapat informasi bahwa persediaan APD hanya cukup untuk dua pekan ke depan. Di RS lain, pasien yang masuk IGD bisa dianggap sebagai penderita Covid-19. Dengan demikian, perlu ada penyesuaian terkait dengan perlindungan diri.

Dengan kondisi ketersediaan APD yang terbatas, di beberapa tempat ada penyesuaian penggunaan. Bila biasanya satu APD dipakai untuk menangani satu pasien dan setelahnya dibuang, kali ini digunakan untuk satu sif.

Mengenai alternatif APD dengan menggunakan jas hujan, Harif menyatakan, standar bahan jas hujan tidak diketahui. Dalam hal kesehatan, tidak bisa berlaku prinsip tak ada rotan akar pun jadi. ”Misalnya, jas hujan. Sama-sama plastik, tapi ada plastik yang bisa ditembus virus,” tuturnya. Karena itu, ada standardisasi tersendiri untuk APD.

Penggunaan APD diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2018. Jenisnya bermacam-macam. Mulai atas sampai bawah. Yakni, shower cap, masker, kacamata khusus, pelindung wajah, gaun, hingga sepatu bot. Beberapa di antaranya, seperti gaun dan masker, hanya bisa untuk sekali pakai (lihat grafis). Khusus masker, juga tidak semua masker boleh digunakan. Minimal adalah masker N95.

Pada bagian lain, pemerintah mulai menjaring tenaga kesehatan untuk menjadi relawan dalam ”perang” melawan wabah Covid-19. Undangan ditujukan kepada mahasiswa tingkat akhir di fakultas-fakultas bidang kesehatan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan, saat ini Indonesia berada dalam situasi yang belum pernah dialami. ”Negara membutuhkan pahlawan-pahlawan medis yang berjuang bersama demi masyarakat,” ujarnya.

Nadiem memahami betul bahwa risiko terkait hal itu cukup besar. Namun, upaya pencegahan penularan Covid-19 tidak akan berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat. ”Terutama bagi generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat,” tuturnya.

Bagi mahasiswa yang berminat, Nadiem menjanjikan alat pelindung diri yang sesuai standar WHO, insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat. Sertifikat tersebut dapat disesuaikan universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-ass atau sebagai satuan kredit semester. ”Tidak ada paksaan atas undangan ini. Semua bersifat sukarela.”

Sementara itu, kemarin satu pesawat C-130 Hercules milik TNI-AU bertolak menuju Tiongkok. Pesawat angkut dengan nomor registrasi A-1333 itu terbang dari Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang. ”Lepas landas dari Lanud Abdulrachman Saleh pukul 06.55 WIB dan akan menempuh rute penerbangan Malang, Natuna, Hainan, Shanghai,” papar Kepala Dinas Penerangan TNI-AU (Kadispenau) Laksamana Pertama TNI Fajar Adriyanto.

Berdasar informasi yang diterima TNI-AU, jumlah total peralatan kesehatan yang akan diangkut dari Tiongkok sebanyak 9 ton. Seluruhnya dibeli pemerintah Indonesia dari China.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook