WABAH VIRUS CORONA

Ternyata Rapid Test Tidak Terbuka untuk Umum

Kesehatan | Minggu, 22 Maret 2020 - 12:45 WIB

Ternyata Rapid Test Tidak Terbuka untuk Umum
INTERNET

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jumlah pasien yang positif tertular Covid-19 terus bertambah. Dalam dua hari (20-21 Maret) ada penambahan 81 kasus baru. ”Sehingga total kasus saat ini adalah 450 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto kemarin (21/3).

Sebanyak 20 orang dinyatakan sembuh setelah melewati dua kali tes dengan hasil negatif. Kondisi secara klinis juga membaik. Sedangkan korban meninggal bertambah 6 orang sehingga total menjadi 38 orang. ”Seluruh data ini kami berikan (kepada) semua kepala dinas kesehatan di provinsi masing-masing untuk memudahkan tracing,” ujar Yuri, sapaan Achmad Yurianto.


Proses penelusuran kontak tersebut, jelas Yuri, akan dilakukan bersamaan dengan rapid test yang telah dimulai Jumat (20/3). Pemeriksaan dilakukan secara meluas pada kelompok yang berisiko. Namun, Yuri menegaskan bahwa rapid test itu tidak terbuka untuk umum. Hanya diperuntukkan bagi mereka yang masuk dalam daftar tracing.

”Kalau yang kontak itu keluarga, tim akan datang ke rumahnya. Semua yang ada di rumah itu akan kami lakukan tes. Kalau dia bekerja, kami lakukan pelacakan di tempat kerjanya,” terang dia.

Yuri mengungkapkan, satu juta kit untuk rapid test akan masuk secara bertahap ke Indonesia. ”Besok (hari ini, Red) sekitar 150 ribu bisa langsung dikirim ke provinsi sesuai indikasi di wilayah mana yang paling banyak terinfeksi,” ucapnya.

Pemeriksaan, lanjut Yuri, dilakukan sesegera mungkin untuk mengisolasi kasus positif korona. Sehingga tidak menyebar ke yang lain. Namun, apabila hasil dari rapid test menunjukkan negatif, itu tidak menjamin bahwa yang bersangkutan tidak sakit.

”Bisa saja respons imunitasnya belum muncul. Ini lumrah terjadi pada infeksi di bawah tujuh hari. Hasilnya negatif. Sehingga kemungkinan diulang pada enam hingga tujuh hari lagi dengan tes yang sama,” paparnya. Orang dengan hasil negatif harus tetap menjaga jarak. ”Sekalipun hasilnya negatif, tidak boleh menganggap dirinya bebas,” tutur Yuri.

Selain kit untuk rapid test, kemarin Kementerian Kesehatan mendatangkan sekitar 12 juta masker serta 81 ribu masker N95. Selanjutnya, masker didistribusikan ke dinas kesehatan provinsi. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang membutuhkan juga bisa segera mengajukan penambahan.

Jakarta Selatan menjadi wilayah pertama yang menggelar rapid test Covid-19. Pertimbangannya, di wilayah tersebut terdeteksi banyak warga yang melakukan kontak dengan pasien positif korona. Rapid test dilakukan pada Jumat sore (20/3). Sebanyak 520 orang menjalani pemeriksaan dengan pengambilan sampel darah.

Kemarin (21/3) tidak ada rapid test lanjutan. Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan Muhammad Helmi, rapid test dilakukan secara door-to-door. Para dokter akan mendatangi rumah para orang dalam pengawasan (ODP). ”Ini khusus bagi orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan orang yang positif terserang korona.”

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook