(RIAUPOS.CO) - Peneliti Cina menemukan cara baru mengobati dan membantu menyembuhkan pasien Covid-19 tanpa vaksin. Para ilmuwan menyuntikkan antibodi yang diisolasi dari pasien Coronavirus yang pulih ke tikus yang masih memiliki infeksi.
Dilansir dari Science Times, Kamis (21/5/2020), para peneliti mengklaim bahwa pengobatan baru dapat menghentikan virus karena secara dramatis mengurangi viral load. Jika pengobatan baru ini terbukti aman dan efektif, maka dunia mungkin tidak memerlukan vaksin lagi untuk merasa sedikit lebih aman selama masa pandemi ini.
Perawatan baru yang dikembangkan oleh para dokter Cina memang hanya diuji pada tikus. Tetapi uji coba awal sejauh ini tampaknya memiliki hasil yang menjanjikan. Direktur Pusat Inovasi Lanjut Genomik Beijing Universitas Peking, Sunney Xie, mengatakan kepada AFP bahwa perawatan tersebut secara dramatis mengurangi viral load pada tikus.
Menurut Xie, ‘antibodi penawar’ yang disuntikkan ke dalam tikus mengurangi viral load. Itu adalah upaya menghancurkan virus besar-besaran dalam jumlah virus yang ada dalam tubuh organisme yang terinfeksi. Para ilmuwan mengatakan bahwa cara ini bisa memiliki efek dramatis jika hal yang sama terbukti benar bagi manusia.
Antibodi yang disuntikkan ke tikus berasal dari darah 60 pasien yang pulih. Para ilmuwan mengisolasi antibodi sebelum menggunakannya melawan virus yang hidup pada tikus yang terinfeksi. Mereka menerbitkan penelitian mereka di jurnal Cell.
Xie berharap obat itu akan siap untuk digunakan akhir tahun ini dan siap menghadapi kemungkinan masih menyebarnya wabah virus. Lalu apakah vaksin masih perlu?
Orang-orang berharap agar vaksin Covid-19 tersedia sesegera mungkin. Vaksin memberikan perlindungan pada tubuh seseorang untuk melawan virus sebelum infeksi terjadi. Tetapi dengan perawatan baru yang ditemukan oleh dokter Cina, vaksin sudah jadi solusi ke sekian. Ini seperti merekrut sekelompok tentara mikroskopis untuk melawan virus daripada melatih tentara lain dengan keterampilan baru.
Xie dan timnya sudah mempersiapkan uji coba pada manusia setelah hasil yang sukses dari uji coba awal yang dilakukan pada tikus. Mereka juga berharap bahwa antibodi ini dapat digunakan untuk membantu mengembangkan obat yang akan melawan infeksi Coronavirus yang ada.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Firman Agus