DR. TASLIM PONIMAN, SP.B-KBD

Nyeri Ulu Hati Berulang, Mag atau Batu Empedu?

Kesehatan | Minggu, 20 Februari 2022 - 09:57 WIB

Nyeri Ulu Hati Berulang, Mag atau Batu Empedu?
dr. Taslim Poniman, Sp.B-KBD (RS AWAL BROS FOR RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


Keluhan nyeri ulu hati sering melanda para wanita terutama usia 40-an. Sering kali pula dikira hanya mag. Selalu diobati dengan obat lambung, keluhan mereda lalu tak lama kumat lagi. Adalagi keluhan sering kembung atau suka bersendawa dianggap akibat telat makan. Banyak opini yang dianggap benar pada masyarakat umum, bahwa operasi pengangkatan kantung empedu membuat seseorang tidak dapat lagi mengonsumsi makanan berlemak (makanan enak) akibat di buangnya kantung empedu.

Batu empedu adalah sebuah penyakit adanya batu pada kantung empedu. Penyakit ini banyak diderita oleh pasien wanita, berusia 40-an. Dengan kelebihan berat badan (4F- female, forty, fertile, fat). Kebanyakan kasus batu empedu tidak memberikan keluhan apa-apa terhadap seseorang sebesar 80 persen (disebut dengan asimtomatik). Dan hanya 1-2 persen memiliki keluhan.


Sehingga pasien biasanya baru terdiagnosis dari medical check up atau incidental.Kantung empedu berlokasi dibawah liver/hepar. Dengan fungsi sebagai pengelmusi lemak yang dikonsumsi dari mulut, dan akhirnya dapat diserap oleh usus. Dengan keluhan nyeri yang terletak di uluhati/epigastrium terutama setelah makan, nyeri perut kanan atas, dan nyeri dapat menembus punggung.

Keluhan lain yaitu mual, muntah, rasa kembung, dan sendawa. Keluhan tetap ada meskipun diberikan obat antasida/obat lambung. Bahkan ada pula keluhan dengan air seni berwarna seperti teh, mata atau kulit berwarna kuning. Penyebab penyakit batu empedu karena adanya cairan empedu (yang di produksi di hati/liver) yang terlalu pekat (supersaturasi) hingga akhirnya terbentuk dari cairan menjadi kristal.

Kristal tersebut terperangkap di kantong empedu yang berisi caira mucus, sehingga terbentukah sludge atau pasir. Berjalannya waktu, kristal tersebut bertambah banyak dan membesar membentuk batu. Adanya sumbatan akibat batu ini menyebabkan keluhan-keluhan yang tersebut diatas.  Dengan demikian, tentunya kita harus waspada untuk segera datang ke dokter untuk bisa diperiksa lebih detil, seperti dilakukan USG (Ultrasonography) perut atau MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography).

Dari pemeriksaan USG bisa didapatkan gambaran penebalan pada dinding kantung empedu, gambaran berpasir isi kantung empedu hingga sudah adanya batu empedu. Pada pemeriksaa MRCP dapat diketahui lebih jelas batu empedu di seluruh tract bilier. Batu empedu bermacam-macam warnanya sesuai dengan penyebabnya dapat berwarna kuning, hitam, hingga coklat.

Dikatakan ada 2 macam batu yang tersering yaitu kolesterol sebanyak 90 persen kasus keseluruhan dari batu empedu dan kalsium. Bila sudah dilakukan operasi pengangkatan kantong empedu, makanya seseorang tetap memiliki cairan empedu. Karena cairan empedu dihasilkan di liver/hati. Hanya saja bedanya, sudah tidak ada lagi kantung empedu (tempat untuk menyimpan cairan empedu).

Tidak adanya kantung empedu tidak memengaruhi fungsi tubuh ataupun aktivitas setelah operasi. Operasi pengangkatan kantung empedu saat ini sudah banyak kecanggihan alat. Dengan laparaskopi atau metode teropong, dibuat luka kecil sebesar 0,5-1 cm pada bagian perut, lalu dimasukan 3-4 buah teropong dan dilakukan operasi melalui monitor kamera dengan gambaran 3 dimensi, kantung empedu dikeluarkan dari dalam tubuh.***

dr. Taslim Poniman, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif RS Awal Bros Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook