Penyakit Kulit Mengintai Korban Banjir Kampar

Kesehatan | Rabu, 19 Desember 2018 - 10:34 WIB

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Banjir yang melanda 66 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Kampar sudah berangsur surut. Genangan yang semula merata merendam desa-desa yang dilalui aliran Sungai Kampar sudah mulai kering. Hanya menyisakan beberapa desa di bagian hilir. Hanya saja, masalah kesehatan menjadi tantangan selanjutnya.

      Dari pantauan  ke beberapa puskesmas, sejumlah penyakit langganan setelah banjir mulai terdata. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Nurbit sendiri melaporkan, dirinya sudah menerima beberapa laporan soal penyakit kulit dan diare mulai diidap masyarakat yang terdampak banjir. Dua penyakit ini umum dikeluhkan setelah sepekan terakhir banjir.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

     Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, ada sekitar 1.138 korban banjir terkena penyakit kulit. Dalam laporan yang sama juga ada 160 orang terkena diare, 951 orang ispa dan beberapa penyakit lainya sebanyak 1.529 orang. Dinas Kesehatan Kampar yang turut aktif memantau banjir Kampar, menurut Nurbit, sudah melakukan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan.

‘’Dari saat kejadian banjir hari pertama kami sudah melakukan langkah antisipasi dengan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan di semua wilayah puskesmas terdampak banjir. Beberapa tenda pelayanan juga kami dirikan di lokasi terendam banjir. Penyakit-penyakit yang ada saat ini belum bisa dikatakan mewabah di masyarakat yang terdampak banjir. Jadi masih bisa kami atasi,’’ terangnya.

     Namun, Nurbit menjelaskan, pihaknya ingin memastikan penyakit setelah banjir itu tidak mewabah. Pihaknya sudah menyiapkan obat yang cukup di setiap puskesmas yang berada di wilayah terdampak banjir.

     Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Kampar M Yasir melaporkan, ketinggian air sungai Kampar sudah hampir kembali normal. Begitu juga kondisi banjir di sejumlah desa yang sudah kembali surut. Hanya ada beberapa desa yang masih dalam kondisi terendam. Semuanya berada di bagian paling hilir Sungai Kampar.

     Kondisi sudah berangsur normal, hanya ada beberapa desa yang masih dalam kondisi banjir, seperti di Lubuk Siam, Tanjung Balam, Teratak Buluh dan Buluh Cina yang berada di Kecamatak Siak Hulu. Karena di sana merupakan daerah paling hilir dan berada di kawasan cukup rendah. Namun, kami tetap terus melakukan monitoring kondisi. Kami meminta warga tetap waspada, terutama adanya kejadian longsor tebing sungai,’’ sebut Yasir.

     Kondisi elevasi waduk PLTA Koto Panjang yang menjadi salah satu pemicu banjir bandang pada tahun ini juga sudah berada dalam kondisi normal. Maka, menurut Yasir, bila cuaca kembali cerah seperti sepanjang Selasa (18/12) kemarin, maka air Sungai Kampar akan kembali ke kondisi semula.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook