Jangan Makan Saat Stres

Kesehatan | Jumat, 19 Juli 2019 - 14:44 WIB

Jangan Makan Saat Stres
Ilustrasi; Berat badan (foto/JPNN.com)

RIAUPOS.CO - Saat hari penuh tekanan dan memicu stres, bagi sebagian orang makanan bisa menjadi “penyelamat” untuk membuat diri merasa lebih baik. Jika Anda memiliki kebiasaan tersebut jangan dilanjutkan. Karena makan saat rentan bikin berat badan naik.

Setiap orang bisa mengalami stres, entah akibat pekerjaan, keluarga, beban kerja, finansial, percintaan, dan lain-lain. Selain dapat memperkeruh suasana hati, stres juga bisa memengaruhi nafsu makan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Saat sedang stres, ada sebagian orang yang berat badannya turun. Namun celakanya, ada lagi sebagian yang nafsu makannya justru meningkat saat stres, sehingga berat badan malah naik.

Penyebab berat badan naik saat stres

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan saat sedang stres antara lain:

Perubahan hormon

Ketika Anda sedang stres, kadar kortisol (hormon stres) di dalam tubuh akan meningkat. Hormon ini penting untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi ancaman atau bahaya ketika Anda dalam kondisi stres, dan memerintahkan tubuh untuk makan lebih banyak demi menimbun kalori.

Sebaliknya, saat stres kadar hormon insulin akan menurun, sehingga menyebabkan kadar gula darah berkurang. Akibatnya, timbul keinginan untuk mengonsumsi comfort food yang cenderung tinggi gula dan lemak.

Comfort food adalah makanan yang menawarkan nilai nostalgia atau sentimental, dan mungkin memiliki kecenderungan tinggi kalori, karbohidrat, lemak, atau persiapan sederhana. Sisi nostalgia ini bisa spesifik pada tiap individu, atau berbeda-beda pada budaya tertentu. Misalnya, jika comfort food Anda adalah martabak manis keju, setelah memakannya Anda akan lebih tenang, terhibur, stres pun mereda. Sehingga, banyak orang yang menjadikan makan enak dalam jumlah banyak sebagai pelarian dari stres.

Akibatnya, semakin lama dan parah seseorang mengalami stres, maka kadar kortisol akan semakin meningkat, yang diiringi dengan nafsu makan junk food, hingga akhirnya naiknya berat badan tak lagi terelakkan.

Sebuah penelitian tahun 2015 menemukan bahwa stres juga dapat menurunkan laju metabolisme pada wanita. Makanan yang dikonsumsi akan lebih lama dicerna dan tidak efisien saat diubah menjadi energi. Akhirnya, kelebihan kalori tersebut akan ditumpuk menjadi timbunan lemak dalam tubuh.

Perubahan pola makan

Umumnya, saat stres Anda jadi susah tidur, akhirnya jadi begadang. Saat mata masih melek tengah malam (yang seharusnya ini adalah waktu tidur), Anda akan mudah merasa lapar dan tergoda untuk ke dapur untuk mengambil camilan atau justru makan berat.

Tak lama setelah makan, Anda pun tidur. Belum sempat dibakar menjadi energi (karena Anda tidak banyak beraktivitas pada malam hari), kalori dari makanan tersebut akhirnya menumpuk menjadi lemak.

Karena begadang, Anda pun jadi sulit bangun pagi sehingga melewatkan sarapan. Kebiasaan ini juga bisa mengakibatkan peningkatan berat badan. Anda akan merasa lapar sebelum jam makan siang, sehingga tergoda untuk ngemil, atau bisa juga makan lebih banyak saat makan siang.

Jarang olahraga

Hal terakhir yang ingin dilakukan saat sedang stres adalah berolahraga. Anda cenderung menjadi lebih malas atau tak sempat berolahranya. Akibatnya, kelebihan energi yang didapat dari makanan tidak dapat dibakar.

Kondisi stres terkadang tidak bisa dihindari. Jika Anda mengalaminya, jangan sampai takluk oleh keinginan untuk mengonsumsi makanan tidak sehat atau makan berlebihan. Kalau kondisi ini terus terjadi, berat badan naik tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, kelola stres sebaik mungkin agar tidak memengaruhi kesehatan Anda.(RN/RVS)

Sumber: JPNN.com

Editor: Deslina

   









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook