PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kunyit menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaat kunyit untuk obat. Penelitian terbaru meneliti manfaat kunyit dalam mengobati kanker.
Dilansir dari Medical News Today, Ahad (19/1), para penulis menyelidiki apakah kunyit mungkin berguna untuk mengobati kanker. Kunyit adalah anggota keluarga jahe yang berasal dari India dan Asia Tenggara. Secara historis, orang mengaitkan kunyit dengan khasiat penyembuhan.
Bahan kimia dalam kunyit yang paling menarik minat para peneliti medis adalah polifenol yang disebut diferuloylmethane atau lebih umum disebut curcumin. Sebagian besar penelitian tentang kekuatan potensial kunyit berfokus pada bahan kimia ini.
Selama bertahun-tahun, para peneliti meneliti khasiat curcumin dengan sejumlah gejala dan kondisi, termasuk peradangan, sindrom metabolik, radang sendi, penyakit hati, obesitas, dan penyakit neurodegeneratif. Para ilmuwan kini berfokus pada kanker.
Menurut penelitu baru-baru ini, dari 12.595 makalah yang diterbitkan oleh peneliti tentang curcumin antara 1924 dan 2018, ada 37 persen makalah fokus pada kanker. Dalam ulasan saat ini, yang ditampilkan dalam jurnal Nutrients, para penulis melihat perkembangan sel kanker dan bagaimana kunyit dapat memengaruhinya.
Dalam ulasan mereka, para ilmuwan memberikan perhatian khusus pada khasiat kunyit untuk kanker payudara, kanker paru-paru, kanker darah, dan kanker pada sistem pencernaan. Para penulis menyimpulkan bahwa curcumin memiliki khasiat anti kanker yang efektif untuk digunakan atau dalam kombinasi dengan obat lain.
Meskipun para ilmuwan telah menerbitkan banyak makalah tentang curcumin dan kanker, tapi masih butuh penelitian lebih lanjut. Sebab masih sedikit penelitian yang menguji sifat anti kanker kunyit pada manusia.
Sebagai contoh, peneliti menyebutkan dua uji klinis yang sedang dilakukan, yang keduanya bertujuan untuk mengevaluasi efek terapi curcumin pada pengembangan kanker payudara primer dan metastasis (penyebarab sel kanker) serta untuk memperkirakan risiko efek samping kunyit. Peneliti juga merujuk pada penelitian lain yang sedang berlangsung pada manusia yang mengevaluasi curcumin sebagai pengobatan untuk kanker prostat, kanker serviks, dan paru-paru.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman