DR M ADE PUTRA SPOT

Osteoporosis pada Wanita

Kesehatan | Minggu, 18 Oktober 2020 - 10:17 WIB

Osteoporosis pada Wanita

BAGIKAN



BACA JUGA


(RIAUPOS.CO) - WANITA lebih berisiko menderita osteoporosis setelah masa menstruasinya berakhir (menopause). Patah tulang akibat osteoporosis lebih sering terjadi pada panggul, pergelangan tangan atau tulang belakang, namun semua tulang dapat terkena. Beberapa tulang yang sudah rusak tidak dapat sembuh, khususnya tulang panggul.

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru Dr M Ade Putra SpOT kepada Riau Pos menjelaskan, osteoporosis merupakan penyakit yang sering tidak terdeteksii dan tidak diketahui hingga tulang patah. Banyak orang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari karena bagian dari penuaan. Meski begitu, osteoporosis dapat dicegah. Terlebih lagi, orang yang sudah menderita osteoporosis dapat melakukan pencegahan atau memperlambat perkembangan penyakit dan menurunkan risiko akan patah tulang berikutnya.


‘’Osteoporosis terjadi pada laki-laki dan wanita dari semua ras. Namun orang kulit putih dan wanita Asia, khususnya wanita tua yang sudah menopause memiliki risiko paling tinggi,’’ ujar dr Ade.

Pada awal penyakit, lanjut dr Ade, tidak ada gejala, na­mun seiring berjalannya waktu, muncul nyeri punggung bawah dan nyeri leher, postur bungkuk, dan penurunan tinggi badan secara bertahap. Pada kasus lain tanda awal yaitu patah tulang (iga, pergelangan tangan, atau panggul). Tulang belakang dapat patah (menjadi lebih rata terkompresi) dan patah, yang merupakan patah tulang tersering. Patah tulang panggul dapat menyebabkan cacat terparah.

‘’Jika memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut segeralah berkonsultasi dengan dokter. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan,’’ katanya.

Pembentukan tulang normal membutuhkan mineral kalsium dan fosfat. Jika tubuh kekurangan kalsium dari makanan, produksi tulang dan jaringan tulang dapat terganggu. Penyebab utama osteoporosis yaitu penuaan, yang menyebabkan penurunan estrogen pada wanita saat menopause dan penurunan testosteron (hormon pria) pada laki-laki.

Tulang selalu melakukan pembaharuan (tulang baru dibuat dan tulang lama dirusak). Saat muda berkisar 0-20 tahun, tubuh membuat tulang baru lebih cepat dari perusakan tulang lama dan kepadatan tulang bertambah. Kebanyakan orang mencapai kepadatan tulang puncaknya saat berusia 20-an. Akibat penuaan, kepadatana tulang lebih cepat rusak dibanding pembentukannya.

‘’Kemungkinan menderita osteoporosis tergantung pada banyak kepadatan tulang yang dicapai saat masih muda. Semakin tinggi kepadatan tulang puncak Anda, semakin banyak tulang yang Anda “simpan” dan semakin sedikit kemungkinan Anda menderita osteoporosis saat penuaan,’’ jelas dr Ade.

Ada banyak faktor risiko untuk osteoporosis yaitu berat badan kurang, kebiasaan gaya hidup (duduk terus menerus atau tidak aktif), konsumsi alkohol, merokok, gangguan makan, mengonsumsi obat tertentu, penyakit kronik dan tirah baring atau imobilisasi yang lama.

Sedangkan faktor risiko yang dapat menyebabkan hilangnya tulang dan osteoporosis yakni faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu jenis kelamin: wanita lebih banyak menderita osteoporosis lebih sering dari laki-laki, usia: semakin tua Anda, semakin besar risiko osteoporosis, ukuran tubuh: wanita kecil dan kurus berisiko lebih tinggi, riwayat keluarga: osteoporosis cenderung terjadi dalam keluarga. Jika anggota keluarga Anda menderita osteoporosis atau patah tulang, Anda juga berisiko hal itu.

Sementara itu, faktor risiko lain yang dapat Anda ubah yaitu: hormon seks. Kadar estrogen yang rendah akibat tidak menstruasi atau akan menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada wanita. Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan laki-laki osteoporosis, anoreksia nervosa. Gangguan makan ini dapat menyebabkan osteoporosis. Masukan kalsium dan vitamin D diet rendah kalsium dan vitamin D menyebabkan tulang Anda lebih mudah keropos, penggunaan obat-obatan. Beberapa obat meningkatkan risiko osteoporosis. Banyaknya aktivitas, kurang olahraga atau tirah baring lama dapat menyebabkan tulang menjadi lemah. Merokok tidak baik untuk tulang, jantung, dan paru-paru. Konsumsi alcohol, terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan tulang keropos dan rusak.

‘’Meskipun osteoporosis tidak akan menyakitkan bagi diri sendiri akan tetapi jangan anggap bahwa ini merupakan penyakit yang biasa dikarenakan penderita osteoporosis akan lebih mudah mengalami patah tulang, tulang yang menyakitkan bahkan hingga kelumpuhan. Dengan demikian bagi anda yang seringkali mengalami gejala diatas segera periksakan kesehatan tulang anda dan jaga asupan kalsium dan vitamin D sehingga dapat memperlambat terjadinya penyakit osteoporosis.  Kalsium dan vitamin D adalah salah satu asupan penting dalam membentuk tulang, sehingga dapat membantu untuk memperlambat terjadinya pengeroposan tulang. Anda juga dapat menggunakan paparan sinar matahari minimal 10 menit setiap hari sehingga dapat membantu dalam penyerapan vitamin D di dalam tubuh,’’ jelasnya panjang lebar.

 

Pencegahan dan Pengobatan Osteoporosis

Semua wanita memerlukan kalsium dan juga vitamin D. Sedangkan pada wanita pasca menopause dapat berkonsultasi dengan dokter sehingga memperlambat terjadinya osteoporosis. Salah satunya dengan menggunakan alendronat yang memiliki fungsi dalam mengurangi penyerapan tulang pada wanita yang mengalami menopause, meningkatkan masa tulang dan tulang panggul kemudian terakhir memiliki fungsi dalam mengurangi kejadian patah tulang.

Sedangkan pencegahan osteoporosis dapat dilakukan dengan meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup, melakukan olahraga yang teratur dan juga dapat mengkonsumsi obat yang dapat mencegah osteoporosis (sesuai resep dokter). Anda dapat mengkonsumsi susu minimal 2 gelas dan menambahkan vitamin D untuk dapat meningkatkan kepadatan tulang.***

Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook