KESEHATAN

Caleg yang Gagal Pemilu, Ini 5 Kiat Kelola Rasa Stres

Kesehatan | Kamis, 18 April 2019 - 14:07 WIB

Caleg yang Gagal Pemilu, Ini 5 Kiat Kelola Rasa Stres
Kelola stres pasca gagal jadi anggota legislatif. (int)

RIAUPOS.CO - Pada Pemilihan Umum (Pemilu) kali ini, tak hanya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung. Para calon legislatif (caleg) pun bersaing sengit untuk menduduki kursi wakil rakyat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Karena kursi yang diperebutkan sangat sedikit, jika tidak siap dengan kekalahan, akan ada banyak caleg yang kecewa karena tidak lolos ke parlemen. Yang bahaya, kekecewaan itu dapat berujung pada stres.

Caleg tidak terpilih rentan stres

Sudah menjadi cerita lama kalau banyak caleg menjadi sakit, stres, bahkan terganggu kesehatan jiwanya saat gagal menjadi wakil rakyat.

Bahkan, beberapa rumah sakit sampai mempersiapkan ruang khusus bagi para caleg yang gagal dalam kontestasi Pemilu besok. Semua ini dilakukan demi menekan angka kejadian stres yang mungkin saja dialami caleg.

"Caleg mesti mewaspadai stres atau depresi. Kondisi ini menimpa mereka yang gagal. Salah satu alasannya karena sudah keluar uang banyak. Belum lagi perasaan tertekan karena sudah disokong atau mendapat dukungan sana-sini, atau harus terpilih tapi ternyata tidak terpilih," ujar dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter.

Beberapa kiat ini dapat Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi stres, yaitu:

1. Berbagi dengan orang terdekat

5 Kiat Terhindar dari Stres untuk Caleg yang Gagal dalam Pemilu

Kamis, 18 April 2019 – 04:32 WIB

5 Kiat Terhindar dari Stres untuk Caleg yang Gagal dalam Pemilu - JPNN.COM

jpnn.com - Pada Pemilihan Umum (Pemilu) kali ini, tak hanya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung. Para calon legislatif (caleg) pun bersaing sengit untuk menduduki kursi wakil rakyat.

Karena kursi yang diperebutkan sangat sedikit, jika tidak siap dengan kekalahan, akan ada banyak caleg yang kecewa karena tidak lolos ke parlemen. Yang bahaya, kekecewaan itu dapat berujung pada stres.

Caleg tidak terpilih rentan stres

Sudah menjadi cerita lama kalau banyak caleg menjadi sakit, stres, bahkan terganggu kesehatan jiwanya saat gagal menjadi wakil rakyat.

Bahkan, beberapa rumah sakit sampai mempersiapkan ruang khusus bagi para caleg yang gagal dalam kontestasi Pemilu besok. Semua ini dilakukan demi menekan angka kejadian stres yang mungkin saja dialami caleg.

"Caleg mesti mewaspadai stres atau depresi. Kondisi ini menimpa mereka yang gagal. Salah satu alasannya karena sudah keluar uang banyak. Belum lagi perasaan tertekan karena sudah disokong atau mendapat dukungan sana-sini, atau harus terpilih tapi ternyata tidak terpilih," ujar dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter.

Ada baiknya Anda rehat sejenak dari media sosial, terutama yang biasanya membicarakan masalah Pemilu dan politik. Dengan begitu, Anda tidak terganggu dengan berita-berita di luar sana, terutama yang negatif.

5. Buat rencana yang menyenangkan

Daripada memikirkan kekalahan terus-menerus, lebih baik Anda merencanakan sesuatu yang menyenangkan. Menurut dr. Nabila Viera Yovita dari KlikDokter, Anda bisa membuat jadwal bertemu dengan sahabat atau orang yang Anda kasihi. Selain itu, hadiahi diri Anda makanan favorit di restoran kesukaan.

Kalau semua cara di atas sudah dicoba dan Anda tetap stres, menurut dr. Dyan Mega, berhati-hatilah.

"Itu karena stres biasanya akan berkembang ke arah depresi. Kalau depresi kan bisa berujung pada keinginan untuk bunuh diri dan segala macam yang negatif. Kalau sudah sampai tahap itu dan segala cara sudah dilakukan, sebaiknya konsultasi ke psikolog," kata dr. Dyan Mega mengingatkan.

Kalah dan menang adalah hal yang biasa dalam kontestasi Pemilu. Karena itu, ketika Anda sebagai seorang Caleg gagal maju menjadi anggota dewan, jangan terjebak dalam stres.

Bicarakan perasaan Anda dengan orang yang Anda percayai. Selain itu, isi hari Anda dengan kegiatan positif yang bermanfaat bagi diri dan orang lain.(HNS/RVS)

Sumber: JPNN.com

Editor: Deslina









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook