Mengenal Flu Unta yang Menyerang Tim Prancis Jelang Final Piala Dunia

Kesehatan | Sabtu, 17 Desember 2022 - 06:20 WIB

Mengenal Flu Unta yang Menyerang Tim Prancis Jelang Final Piala Dunia
ILUSTRASI. Kabar kurang baik datang dari tim sepakbola Prancis. Begitu akan tampil bertanding di Piala Dunia melawan Argentina dalam laga final nanti, penyakit flu unta kabarnya menyerang sejumlah pemain. (FRANCK FIFE AFP)

DOHA (RIAUPOS.CO) – Kabar kurang baik datang dari tim sepakbola Prancis. Begitu akan tampil bertanding di Piala Dunia melawan Argentina dalam laga final nanti, penyakit flu unta kabarnya menyerang sejumlah pemain. Lalu apa itu flu unta?

Deschamps mengonfirmasi bahwa Kingsley Coman menderita gejala yang sama dengan Upamecano dan Rabiot, yang absen di semifinal melawan Maroko. Prancis berhasil mencapai final Piala Dunia namun harus menghadapi segala macam kesulitan terutama menyangkut kesehatan para pemain.


Sejumlah pemain jatuh sakit. Dua pemain yang paling terpengaruh hingga saat ini adalah Dayot Upamecano dan Adrien Rabiot. Rabiot tetap diisolasi di hotel.

Di Qatar atau di negara Timur Tengah memang rentan terjangkitnya virus ini. Disebut sebagai flu unta yang merupakan nama umum untuk sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Penyakit pernapasan itu diakibatkan virus yang disebabkan oleh Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).

Itu merupakan virus zoonosis yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia dengan unta sebagai penghubung utama antara keduanya. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012 dan sejak itu telah ada 2.600 kasus yang dikonfirmasi laboratorium pada manusia.

Ada hampir 1.000 kematian di seluruh dunia meskipun 80 persen kasus MERS-CoV yang menyerang manusia telah terbatas umumnya terjadi di Arab Saudi.

 

Cara Penularan

Dilansir dari AS, Jumat (16/12), penularan MERS-CoV antar manusia dimungkinkan. Penelitian menunjukkan bahwa ada juga risiko penularan melalui udara.

Sekitar 30-35 persen dari kasus yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia selama dekade terakhir telah meninggal. Belum ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk mengobati pasien yang terinfeksi. Qatar adalah salah satu dari 27 negara yang telah melaporkan kasus ke WHO.

 

Gejalanya

Gejala yang paling umum termasuk demam, sakit tenggorokan, batuk kering dan sesak napas. Pasien mungkin juga menderita gejala gastrointestinal atau sakit perut, mual atau diare.

Beberapa kasus yang parah telah menyebabkan komplikasi lain seperti pneumonia. Pelatih Prancis Didier Deschamps dan staf medisnya mengkhawatirkan para pemainnya. Deschamps mengkonfirmasi bahwa pemain lain menunjukkan gejala awal.

‘Kingsley demam pagi ini. Di Doha, suhu turun sedikit dan kebanyakan orang masih menggunakan AC sepanjang waktu. Kasus gejala mirip flu. Kami berusaha berhati-hati agar tidak menyebar dan para pemain telah berusaha keras di lapangan dan jelas sistem kekebalan tubuh mereka terganggu,” kata sang pelatih.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook