JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza melepas keberangkatan mobile laboratorium Biosafety Level 2 atau BSL-2 varian bus di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (16/12).
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi atas hasil inovasi yang merupakan hasil karya anak bangsa tersebut dalam rangka mempercepat penanganan Covid-19. Hadirnya mobile lab BSL-2 diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap jenis produk dari luar negeri, sehingga hal itu sekaligus dapat menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien.
"Tentu kita harus mendukung program-program inovasi ini agar kita tidak selalu tergantung dari produk-produk yang didatangkan dari luar negeri," kata Doni, Rabu (16/12).
Di sisi lain, Doni juga menilai bahwa dengan adanya bus laboratorium tersebut, maka hal itu dapat mengurangi permasalahan yang ada di daerah, khususnya untuk pemenuhan kapasitas uji sampel sesuai standar Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
"Ini salah satu upaya untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang ada di daerah karena tidak semua lab di daerah ini memiliki standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Dia juga berharap peluncuran mobile lab BSL-2 yang mengusung konsep bus tersebut dapat mempercepat upaya pemeriksaan spesimen, sehingga penanganan Covid-19 dapat lebih baik.
"Ini adalah jawaban untuk menutupi kekuarangan yang ada di daerah. Mudah-mudahan kehadiran mobile lab BSL-2 ini dapat mempercepat proses pemeriksaan spesimen," tutur Doni.
Pada kesempatan yang sama, Ketua BPPT Hammam Riza menambahkan bahwa peluncuran mobile lab BSL-2 tersebut untuk membantu proses 3T (tracing, testing, dan treatment) di beberapa daerah untuk mempercepat upaya penanganan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Untuk testing, tracing dan treatment yang juga kita bisa mengimprovisasi dengan tracking yang saat ini juga kita sedang upayakan pengembangan aplikasi," jelas Hammam.
Selain itu, kehadiran mobile lab BSL-2, kata dia adalah sebagai salah satu hasil inovasi dari peneliti dan perekayasa BPPT itu juga dapat membantu peningkatan kapasitas uji sampel spesimen Covid-19 di daerah sehingga prosesnya dapat lebih dipercepat, dipersingkat dan lebih akurat.
Sebagaimana diketahui bahwa hingga saat ini kapasitas pengujian sampel Covid-19 sudah mencapai 95 persen dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun ada beberapa wilayah yang mengalami kesulitan dalam pengujian sampel.
"Kapasitas pengujian di Indonesia saat ini telah mencapai 95 persen dari yang ditargetkan oleh WHO. Namun sebagian labolatorium masih terpusat di beberapa kota besar dan masih menunggu waktu di dalam pengujian spesimen tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Hammam juga merincikan mobile lab BSL-2 varian bus tersebut masih mengusung konsep yang sama, yaitu mobile, aman, dan akurat."Memiliki konsep yang sama dan dibangun dengan upaya penyempurnaan," kata Hammam.
Adapun mobile lab BSL-2 varian bus ini memiliki beberapa kelebihan dibanding generasi mobile lab sebelumnya, antara lain dibangun dengan platform bus untuk memperkuat konsep mobilitas, sehingga dapat mudah dioperasikan di daerah yang membutuhkan.
Kemudian mobile lab terbaru ini juga terdapat penambahan fasilitas untuk ekstraksi RNA, sehingga dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi metoda magnetic beads untuk menjaga keberlanjutan pengujian."Penambahan fasilitas untuk ekstraksi RNA sehingga menggunakan reagen yang bervariasi," jelas Hammam.(das)
Laporan: YUSNIR (Jakarta)