DBD atau Campak?

Kesehatan | Minggu, 17 November 2013 - 07:14 WIB

"Jika panas demam lebih dari empat hari, terlebih disertai bintik-bintik merah di kulit, atau mimisan, itu pertanda demam berdarah dengue (DBD). Segera bawa ke dokter untuk mendapat pertolongan dan pengobatan."

--------------------

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Masih terngiang ucapan dr Abdul Wahab Abdi Nasution yang disampaikannya saat penyuluhan kesehatan di Kecamatan Tenayan Raya, pekan lalu. Karenanya, ketika putra bungsu saya panas demam diikuti timbulnya bintik-bintik merah di kulit, saya langsung melarikannya ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan secepatnya. Bintik-bintik merah yang menyebar di hampir seluruh lengan dan kakinya itu langsung saya pastikan sebagai petanda demam berdarah dengue (DBD), sehingga harus segera mendapat pertolongan.

Namun setelah diperiksa, dokter yang menanganinya mengatakan bintik merah tersebut bukan karena DBD, melainkan karena campak. Menurut dokter, bintik DBD biasanya hanya satu-satu di permukaan kulit. Sedangkan bintik-bintik merah karena campak berkelompok dan menebal di permukaan kulit.

DBD

Terkadang kita memang sering keliru memastikan gejala suatu penyakit. Menurut Abdul Wahab saat penyuluhan tersebut, gejala DBD diawali demam tinggi yang sulit turun, walaupun diberikan obat penurun panas. Penderita lemas, dan nafsu makan minum menurun. Kadang diselingi muntah/mencret.

Panas demam ini bisanya diikuti timbulnya bintik-bintik merah di kulit, terutama di  tangan dan  kaki. Bintik tersebut tetap ada walau ditekan. Anak-anak yang terkena DBD biasanya mengeluh sakit kepala, pegal-pegal, sakit tulang, sakit perut, serta mual.

Memasuki demam hari ketiga dan kelima merupakan saat berbahaya bagi penderita demam berdarah. Sebab, saat itu biasanya suhu badan turun sehingga kita mengira demamnya sudah sembuh. Padahal turunnya suhu tubuh bisa disertai dengan melemahnya tubuh, pertanda penyakit semakin parah, bahkan bisa menyebabkan kematian. Karenanya, bunda harus waspada jika anak makin lemah dan gelisah, atau sesak nafas. Apalagi jika disertai kaki dan tangannya terasa dingin saat dipegang.

Sebaliknya, jika demam telah menghilang dan anak telah mau makan, hal ini menandakan mereka mulai sembuh, walau tubuhnya masih lemah. Terkadang kesembuhan ini ditandai dengan bercak merah di kaki dan tangan. Walau bercak tersebut terasa gatal, tapi mereka telah sembuh dari DBD.

Bunda, jika buah hati kita terserang DBD, pastikan dia mendapat asupan cairan yang banyak. Pertolongan pertama pada DBD adalah pemberian minum, bahkan diifus jika dibawa ke rumah sakit. Pasalnya, tubuh akan kehilangan carian saat panas demam karena terjadinya penguapan yang lebih besar dibandingkan hari biasa. Apalagi jika disertai muntah dan tidak mau minum, sehingga cairan tubuh makin berkurang.

Jika buah hati kita tidak mau minum air putih saat demam, tidak ada salahnya memberikan minuman yang disukainya, seperti teh manis, sirup, susu, jus, maupun minuman lain. Pastikan dia mengkonsumi cairan hingga dua liter dalam sehari. Asupan minuman yang banyak diharap dapat menstabilkan cairan yang berkurang akibat demam.

 

Campak

Gejala awal campak nyaris sama dengan DBD, yaitu panas demam. Namun campak disertai batuk dan beringus, serta mata merah hingga belekan. Setelah itu, keluar bintik-bintik merah yang melebar berupa bercak-bercak yang timbul mulai dari belakang kuping, wajah, badan, hingga tangan dan kaki. Berbeda dengan DBD, bercak merah karena campak akan menghilang jika ditekan. Kondisi ini diikuti panas demam yang makin tinggi.

Biasanya, campak akan sembuh dengan sendirinya dalam dua pekan. Hanya saja bercak merah yang menghitam dalam proses penyembuhan, biasanya baru akan hilang setelah lebih dari sebulan.      

"Namun, jika panas anak terlalu tinggi akibat campak, bisa mengakibatkan kejang dan radang otak," ujar Ketua Perinasia Riau dr Dewi Robinar SpA, beberapa waktu lalu.

Menurut Dewi, campak memang tidak terlalu berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun bunda harus waspada jika panas sang buah hati terlalu tinggi, karena bisa mengakibatkan kejang dan sesak nafas.  Untuk itu, berikan obat penurun panas jika buah hati panas demam.

Jika panasnya terlalu tinggi, bunda bisa memberi kompres. Namun jangan diselimuti, karena panas tubuh akan semakin tinggi dan bisa mengakibatkan kejang. Walau ada larangan untuk tidak memandikan anak yang panas tinggi karena campak, namun kebersihan harus tetap dijaga. Salah satunya dengan melap sang buah hati dengan air hangat. Namun jika panasnya tidak terlalu tinggi, bunda tetap bisa memandikannya seperti biasa. Pasalnya, keringat yang melekat di tubuh akan menimbulkan gatal pada bercak merah di kulitnya.

Bunda, saat cuaca tidak menentu seperti saat ini, anak-anak kita memerlukan perlindungan yang tepat agar terhindar dari berbagai penyakit. Karenanya, jangan lupa menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, DBD dan campak disebabkan oleh virus yang menular dari satu orang ke orang lainnya. Jika kebersihan terjaga, dan asupan gizi mencukupi, kita berharap buah hati kita bisa terlepas dari ancaman segala penyakit menular tersebut. (tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook