PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sepsis, kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi, menjadi penyebab kematian tertinggi saat ini. Bahkan lebih tinggi dari penyakit lainnya.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Peringatan World Sepsis Day atau Hari Sepsis Dunia 2023 di Riau, dr Novita Anggraeni SpAn-TI Subsp TI(K) MKes pada Ahad (17/9/2023). Novita menyebutkan, peringatakan Hari Sepsis yang digelar di area car free day Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru itu sebagai bentuk penggugah kesadaran.
''Peringatakan Hari Sepsis Sedunia ini kami berharap masyarakat semoga aware atau sadar. Kami ingin sama-sama mengingatkan bahwa kematian akibat sepsis itu sangatlah tinggi, melebihi kematian yang lainnya. Bisa kita mulai lewat pencegahan, yang mudah-mudah dulu. Yaitu dengan gaya hidup sehat, konsumsi makanan yang bergizi dan cuci tangan selalu,'' kata Novita.
Kesadaran akan sepsis amat penting. Langkah pertama yang perlu dilakukan, kata Novita, adalah tidak menyepelekan peradangan. Bila terjadi infeksi, agar segera diatasi dengan obat. Jika tidak mampu, maka disarankan untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.
Novita juga mengingatkan soal penggunaan antibiotik pada infeksi. Penggunaan antibiotik menurutnya harus tepat dan hanya boleh digunakan saat diperlukan saja.
''Lewat peringatan ini, mari kita sama-sama meningkatkan kesadaran, saling mengingatkan untuk melawan sepsis agar penyakit hilang dari muka Bumi,'' kata Novita.
Pada peringatan itu, panitia menggelar kegiatan fun walk, world sepsis run, senam zumba, dan sejumlah kegiatan lainya. Panitia juga membagi-bagikan hadiah tiap kegiatan. Selain itu panitia juga memberikan door prize kepada masyarakat yang ikut meramaikan acara
''Kami berterima kasih kepada Pak Gubernur Riau, Pak Kapolda Riau, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Ketua IDI Riau. Juga kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk kepada seluruh panitia yang berperan aktif menyukseskan acara ini,'' kata Novita.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman