KESEHATAN

Mengenal Penyakit Graves Disease yang Dialami Jessica Iskandar

Kesehatan | Senin, 17 Agustus 2020 - 16:00 WIB

Mengenal Penyakit Graves Disease yang Dialami Jessica Iskandar

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Baru-baru ini artis Jessica Iskandar atau Jedar sedang menjalani pengobatan atas penyakit Takikardia dan juga Graves Disease Autoimmune Hyperthyroid. Penyakit autoimun tersebut mungkin belum terlalu akrab atau dikenal secara umum oleh publik. Masyarakat bisa mengenali gejalanya dan cara mencegahnya.

Dokter Endokrin dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD-KEMD dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI/RSCM) menjelaskan penyakit Graves Disease Autoimmune Hyperthyroid diambil dari seorang dokter di Irlandia Utara yang bernama Dokter James Graves. Adalah penyakit yang menggambarkan kelebihan hormon tiroid akibat proses autoimun pada kelenjar tiroidnya.


“Jadi karena berbagai faktor, terbentuk antibodi dalam tubuhnya, yang mana antibodi itu menduduki yang namanya reseptor TSH menyebabkan rangsangan yang terus menerus pada sel folikel tiroidnya untuk bekerja terus menerus dan menghasilkan hormon tiroid terus menerus berlebihan, dan enggak bisa dikendalikan lagi oleh hipofisis sebagai pengendali kelenjar tiroid kita,” jelasnya kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Dokter Tri Juli sebagai Spesialis Saluran Kelenjar menjelaskan kondisi ini memicu hipertiroid dengan gejala bermacam-macam. Apa saja?

Jantung menjadi berdebar-debar, keringat banyak, berat badan turun, sulit tidur, mens tak teratur, bibir kering, fertilitas terganggu, lalu sensitif kepribadiannya, disertai mata yang menonjol walaupun tak selalu. Dan terjadi pembesaran tiroid di lehernya serta ada penebalan kulit kaki. Karena pasien penyakit ini mengalami jantung berdebar, seringkali pasien sampai datang ke dokter spesialis jantung.

“Jadi pasien seringkali awalnya datang ke dokter jantung, kirain masalah jantung ternyata karena kelebihan hormon tiroid,” kata dr. Tri Juli.

Hal yang sama juga dialami Jedar, di mana dirinya mengaku mengalami kondisi Takikardi. Menurut dr. Tri Juli, Takikardi hanya menyatakan detak jantungnya lebih cepat.

“Takikardi sering ditemukan pada pasien Graves Disease, karena detak jantungnya jadi meningkat dan akhirnya berdebar-debar,” jelasnya.

Tak Boleh Kelelahan

Karena kondisi sering berdebar-debar dan sering capek, pasien Graves Disease tak boleh kelelahan. Penyebab awalnya bermacam-macam, salah satunya adalah faktor genetik.

“Ada faktor genetik, atau sering kontak dengan polutan kronis, makan yang tercemar polusi, udara yang dihirup mengandung polusi, selain itu juga sering ada juga faktor genetiknya,” jelasnya.

Tatalaksananya, pasien tak boleh capek, tak boleh kelelahan, dan tak boleh terkena asap rokok. Harus banyak istirahat dan tak boleh stres.

“Sebab sakit Graves Disease itu membuat pasien jadi cepat capek, enggak kuat naik tangga ngos-ngosan, maka penting untuk tak boleh capek, istirahat, tak boleh stres,” katanya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook