JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Siapa sih yang tidak menikmati tidur? Berbaring di kasur yang empuk, sambil memeluk bantal guling, ditambah pula dengan AC bersuhu dingin bikin kita merasa nyaman dan rasanya ingin terus tidur saja, dibanding harus bekerja atau beraktivitas.
Namun, jika kita mengikuti kata hati dan terus tidur melebihi jam tidur normal yang direkomendasikan oleh para ahli, ternyata ada banyak bahaya yang bisa mengancam.
Secara umum, tidur adalah cara terbaik untuk memulihkan kondisi tubuh agar kembali menjadi bugar lagi.
Khususnya ketika tidur di malam hari, untuk bisa beraktivitas esok harinya.
Kurang tidur bisa membuat kita sulit berkonsentrasi, menurunkan daya analisis, menghambat kreativitas hingga memicu timbulnya penyakit-penyakit tertentu.
Namun, terlalu banyak tidur juga menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan kurang tidur.
Ditambah lagi, kurang tidur juga meningkatkan risiko berbagai penyakit, bahkan kematian. Kenapa bisa begitu?
Berikut adalah beberapa efek samping negatif potensial yang terkait dengan tidur berlebihan, seperti dilansir laman Care2, Minggu (12/5).
1. Diabetes
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan yang konsisten antara peningkatan risiko diabetes tipe 2 dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2. Sakit kepala
Banyak orang mengaitkan sakit kepala dengan terlalu sedikit tidur, tetapi ternyata, otak kita menjadi stres karena terlalu banyak tidur yang bisa menyebabkan peningkatan sakit kepala.
3. Peningkatan Nyeri
Gaya hidup menetap terkait dengan peningkatan nyeri, seperti sakit punggung pada orang dewasa.
Jika Anda menghabiskan banyak waktu di tempat tidur dan tidak bergerak, Anda bisa berisiko lebih tinggi untuk rasa sakit keseluruhan di seluruh tubuh Anda.
4. Brain Fogginess atau Grogginess
Data dari platform pelatihan otak Lumosity menemukan bahwa kinerja kognitif pada orang dewasa memuncak pada tujuh jam tidur per malam dan memburuk dengan semakin sedikit tidur.
5. Penambahan Berat Badan
Sama seperti depresi, penambahan berat badan dan tidur berlebihan bisa saja berjalan beriringan dan saling memengaruhi.
Salah satu kesulitan dalam mengurai efek ini adalah bahwa hal-hal seperti gangguan tidur, gangguan pernapasan, depresi atau efek samping obat bisa menyebabkan peningkatan durasi tidur dan juga terkait dengan faktor risiko lain, seperti penambahan berat badan.(fny)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina