JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Maraknya pemberitaan di berbagai media tentang keberhasilan sejumlah public figure saat menurunkan berat badannya, membuat masyarakat harus memahami risiko mengikuti diet ekstrem. Sebab jika tak sesuai pengawasan ahli gizi, diet itu dapat membahayakan kesehatan secara serius. Kini ada beragam diet yang tak sehat atau salah kaprah salah satunya adalah very low calory diet (VLCD).
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik (PDGKI) dan platform aplikasi layanan kesehatan terpadu Good Doctor mengajak masyarakat lebih bijaksana menyaring informasi tentang diet yang sehat. Dalam Instagram Live Good Doctor Bersama PDGKI, Ahli Gizi Dr. dr Samuel Oetoro , MS., SpGK(K) menjelaskan, kegemukan atau kelebihan berat badan bisa diatasi dengan mengurangi asupan kalori setiap hari.
“Rata-rata orang normal membutuhkan asupan kalori sekitar 1800-2000 per hari. Orang yang melakukan diet dianjurkan mengurangi asupan kalori sekitar 500-1000per hari. Artinya, setiap hari hanya mengkonsumsi sekitar 1000-1500 kalori saja,”
Menurutnya, pola diet seperti ini memang tidak bisa secara drastis mengurangi berat badan. Penurunan akan terjadi secara bertahap.
“Penurunan berat badan yang ideal adalah cukup turun 5-10 persen dari berat badan awal selama 6 bulan sampai satu tahun. Dengan penurunan sebesar itu, sudah mampu memperbaiki profil kesehatan secara umum dan menurunkan risiko berbagai penyakit,” jelasnya.
Beberapa orang tidak sabar menanti turunnya berat badan, lantas memilih melakukan diet ekstrem. Salah satu metode diet yang rawan mendatangkan efek samping berbahaya adalah very low calory diet(VLCD). VLCD adalah diet dengan asupan kurang dari 800 kalori per hari, bahkan ada yang hanya 400-500 kalori per hari.
“Diet ekstrem kurang dari 800 kalori sehari tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa pengawasan ahli diet yang kompeten. Efeknya bisa berbahaya. Apalagi diet dengan hanya mengkonsumsi 300-400 kalori per hari yang harus membutuhkan makanan khusus atau makanan pengganti yang disebut meal replacementkarena kebutuhan nutrisi pelaku diet ini tidak akan terpenuhi dari makanan biasa,” jelas dr. Samuel.
Jika dilakukan tanpa pengawasan ahli, dalam hal ini dokter spesialis gizi klinik, diet sangat rendah kalori bisa mendatangkan komplikasi. Komplikasi yang dimaksud bisa berupa kekurangan vitamin, mineral dan kekurangan elektrolit.
“Klarifikasikan langsung kepada dokter untuk mendapatkan informasi tepat ketimbang mendengar atau membaca sesuatu yang ‘trending’ namun tidak benar,” ujar dr. Samuel.
Head of Medical Management Good Doctor dr. Adhiatma Gunawan mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang diet sehat menurunkan berat badan, melalui aplikasi layanan kesehatan dengan berkonsultasi langsung ke dokter spesialis gizi klinik tanpa harus mengunjungi klinik atau rumah sakit. Apalagi di era pandemi saat ini, pengobatan atau konsultasi dengan telemedis adalah yang diutamakan.
“Cara ini jauh lebih mudah dan aman di tengah pandemi Covid-19. Layanan kesehatan telemedis seperti aplikasi kami bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan, termasuk informasi untuk diet menurunkan berat badan,” jelas dr. Adhiatma.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman