Sakit gigi karena ada lubang atau keropos sering dialami anak-anak. Selain karena konsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis, perawatan yang kurang baik juga sering menyebabkan gigi susu rusak sebelum waktunya.
Dicabut! Mungkin itu yang terlintas dalam pikiran kita, saat anak mulai rewel dan kesakitan karena ada lubang di gigi susunya. Namun, menurut Drg Anisatus Sholichah SpKG, tidak semua gigi berlubang harus dicabut. Apalagi gigi susu, karena kesehatan gigi susu sangat berpengaruh dengan kondisi gigi tetap anak.
Menurutnya, gigi susu yang dicabut sebelum waktunya bisa menyebabkan pertumbuhan gigi yang tidap rapi atau berantakan. Hal ini disebabkan gigi tumbuh di tempat yang sudah lama kosong tanpa gigi susu, sehingga sering tumbuh tidak beraturan dan tumpang tindih.
Pertumbuhan gigi anak dimulai dari gigi susu yang tumbuh sejak anak berusia dua bulan hingga dua tahun. Gigi susu bisanya 20 buah, masing-masing 10 gigi atas dan 10 gigi bawah. Pertumbuhan gigi susu dimulai dengan gigi seri bagian bawah, disusul gigi seri bagian atas. Setelah itu, tumbuh gigi seri susu kedua, disusul geraham susu di usia usia 8-9 bulan. Gigi susu yang terakhir tumbuh adalah gigi taring susu.
Semua gigi susu akan digantikan oleh gigi dewasa atau gigi tetap yang tumbuh mulai usia enam hingga sekitar usia 12 tahun. Pertumbuhan gigi tetap biasanya diawali oleh gigi seri, lalu diikuti geraham kecil atas dan bawah. Selain itu, ada geraham tetap yang baru muncul setelah anak berusia enam tahun.
Terakhir, baru tumbuh gigi taring di usia sembilan hingga 12 tahun. Hanya saja, karena tumbuh paling akhir, seringkali tempat yang ada tidak lagi mencukupi untuk pertumbuhan taring, sehingga banyak gigi taring yang tumbuh berdempetan dengan gigi lain. Gigi taring yang berdempetan ini sering disebut gingsul.
Umumnya, gigi tetap akan tumbuh menempati ruang yang ditinggal gigi susu. Hal ini yang menyebabkan gigi tetap tumbuh tidak beraturan, jika gigi susu tanggal sebelum waktunya berganti. Gigi tetap yang tumbuh jauh setelah gigi susu tanggal, juga bisa menyebabkan ukuran gigi tidak sama.
Karenanya, ujar Anisa, sebaiknya gigi anak yang berlubang tidak dicabut sebelum waktunya. Kecuali jika kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk dipertahankan. Sebab, sakit gigi selain menyebabkan anak rewel, juga bisa menyebabkan sariawan, atau sering anak sakit. Bahkan, gigi yang sering sakit juga bisa mempengaruhi aktivitas dan kecerdasan anak.
Untuk mengatasi lubang pada gigi susu, biasanya dokter akan menambal sehingga anak tidak lagi kesakitan. Dokter juga akan melakukan perawatan pada akar gigi, jika jaringan akar gigi terinfeksi bakteri yang masuk melalu lubang gigi. Bahkan, pada kasus tertentu, dokter akan membuatkan gigi pengganti.
Kendati demikian, gigi susu yang berlubang terlalu besar dan tidak mungkin dipertahankan, tidak ada alternatif lain kecuali dicabut. Untuk itu, diperlukan perawatan khusus lanjutan, agar tidak mengganggu ketersediaan ruang untuk pertumbuhan gigi tetap yang akan menggantikan gigi susu. Namun, jika masih bisa dipertahankan, sebaiknya tidak usah buru-buru mencabut gigi susu yang berlubang atau keropos.
Bunda, gigi susu mempunyai fungsi yang cukup vital untuk membantu pengunyahan, bicara dan berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan rahang. Jika gigi anak rusak, bahkan kadang-kadang hanya tinggal akarnya, akan membuat anak-anak malas makan dan mengunyah. Kondisi ini juga bisa mengganggu proses bicara anak, karena mereka tidak bisa melafalkan huruf-huruf tertentu atau cadel.
Gigi yang berlubang terlalu dalam juga akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, anak juga menjadi malas makan, padahal, mereka memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. Karenanya, rawatlah gigi susu dengan sebaik-baiknya, hingga saatnya digantikan oleh gigi tetap.
Bunda, senyuman buah hati adalah pancaran kebahagiaan kita. Untuk itu, jangan biarkan senyum indah mereka ternoda gigi-gigi yang keropos dan berlubang. Rawat gigi susu anak sebaik-baiknya, agar saat dewasa kelak, gigi mereka tumbuh sehat dan berfungsi optimal.(tie)