JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Stroke sering disebut sebagai pembunuh tiba-tiba atau silent killer. Karena tiba-tiba, maka serangannya datang tanpa permisi dan gejala yang tak disadari. Seseorang semula sehat bugar ketika terserang stroke bisa lumpuh seketika bahkan hingga tak sadarkan diri.
Terkait pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami serangan stroke, Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) dalam Gerakan Peduli Hipertensi yang diwakili oleh Dokter Spesialis Saraf dr. Eka Harmeiwaty, SpS, mengatakan penting untuk diketahui apabila seseorang mengalami stroke akibat penyumbatan. Sebab ia dapat selamat dari kematian dan kecacatan apabila segera mendapatkan pengobatan dalam kurun waktu 4,5 jam pasca serangan. Dengan demikian, masyarakat disarankan segera membawa pasien stroke ke rumah sakit ketika gejala atau tanda stroke sudah terlihat.
“Pasien stroke yang datang ke rumah sakit dalam waktu kurang 60 menit (pertama serangan stroke) menunjukan hasil pengobatan yang baik dimana 25 persen segera menjadi pulih,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/12).
Untuk itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengenali gejala stroke yang beragam. Yang paling mudah adalah dengan metode Face Arms Speech Time (FAST). F adalah singkatan untuk Face, yakni memperhatikan wajah pasien apakah turun sebelah atau mencong, A atau Arm untuk menilai apakah ada kelemahan pada salah satu lengan atau tangan. S atau Speech untuk menilai apakah ada kesulitan berbicara seperti pelo.
“Bila tanda-tanda tersebut terlihat, jangan buang waktu segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan pertolongan yang ditandai dengan T atau Time,” katanya.
Faktor risiko atau kelompok berisiko terserang stroke di antaranya darah tinggi, kolesterol, diabetes, kegemukan, dan merokok. Maka wajib bagi siapa saja saat ini meningkatkan gaya hidup sehat dengan menjaga tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Atur pola makan dan tingkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com