JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan peringatan atau warning terkait kondisi air bersih dan penyebaran sejumlah penyakit menular. Diharapkan seluruh jajaran pemerintah berkoordinasi menangani bencana tahunan ini.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan, potensi krisis air bersih di titik banjir harus segera dicarikan jalan keluarnya. Menurutnya kebutuhan air bersih untuk hidup normal seperti masak, makan, dan minum pada hari pertama terjadinya bencana adalah 5 liter, per orang, per hari.
‘’Sedangkan pada hari kedua dan seterusnya, kebutuhan air meningkat menjadi 20 liter, per orang per hari,’’ katanya di Jakarta kemarin. Dengan perhitungan ini diharapkan segera diupayakan penyediaan air bersih untuk korban kebanjiran di Jakarta.
Pasokan air bersih bisa diupayakan dengan berbagai cara. Misalnya melalui penjernihan air dan sistem desinfeksi. Untuk sistem penjerniah air biasanya menggunakan alumunium sulfat alias tawas.
Dalam kondisi darurat, masyarakat bisa melakukan penjernihan air sendiri. Caranya adalah dengan mencampur setengah sendok teh tawas ke dalam 20 liter air. Campuran itu diaduk selama 5 menit, kemudian didiamkan selama 20 menit sampai kotoran lumpur mengendap.
Sementara untuk proses desinfeksi untuk menetralisasi kuman pathogen dapat dilakukan dengan pemberian kaporit (CaOC12) 14.4 mg dengan takaran satu sendok teh penuh. Takaran bahan kaporit itu bisa dipakai untuk menetralisir kuman dalam 20 liter air.
Sedangkan untuk potensi penyebaran penyakit selama curah hujan tinggi, Kemenkes mengeluarkan imbauan kewaspadaan terhadap tujuh penyakit langganan banjir.
Ketujuh penyakit itu adalah diare, demam beradar, leptospirosis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran cerna lain, dan perburukan penyakit kronik yang sudah diderita sebelumnya.
Tjandra menjelaskan selama musim banjir ini, banyak warga yang diungsikan. Nah dalam pengungsian Kemenkes mengimbau supaya warga menjaga kebersihan lokasi penampungan. Mulai dari kebersihan pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair, tempat buang air besar dan kecil harus disiapkan dan selalu dalam keadaan bersih.
‘’Anak balita dan orang tua perlu mendapatkan prioritas tempat yang lebih baik dan sehat,’’ kata dia. Tjandra juga mengingatkan supaya korban banjir yang diungsikan segera mengonsumsi makanan yang dibagikan. (ken/jpnn)