Perlukah Amandel Dibuang?

Kesehatan | Minggu, 12 Mei 2013 - 05:58 WIB

Perlukah Amandel Dibuang?
Foto: Getty Images

Susah menelan akibat amandel membengkak dan meradang, sering dikeluhkan anak-anak. Bujukan dan paksaan seperti apapun tidak akan membuatnya bergeming untuk mau menelan makanan. Kondisi ini tentu saja merisaukan bunda, khawatir kondisi sang buah hati menurun karena tidak mendapat asupan gizi dan nutrisi yang cukup.

Pada sisi lain, banyak cerita mengenai amandel yang terkadang membuat kita bingung untuk mengambil kebijakan terbaik dalam mengatasi amandel yang membandel. Beberapa pendapat mengatakan amandel tidak perlu dibuang, karena amandel berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit melalui rongga mulut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Amandel memang dapat membuat sistem perlindungan yang efektif bagi tubuh, terutama bagi tubuh anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Seiring bertambahnya umur, fungsi amandel pun kian menurun, hal ini disebabkan sudah berkembangnya kekebalan tubuh anak.

Namun, jika amandel sudah terlalu sering infeksi hingga mencapai lebih dari empat kali dalam setahun, Dr Roy David Sarumpaet SpTHTKL dari RS Santa Maria Pekanbaru menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel. Sebab jika dibiarkan, amandel yang sering mengalami infeksi berulang bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan pada anak. Bahkan, dalam jangka panjang bisa membahayakan jantung.

Akibat lain dari amandel yang sering infeksi dan meradang adalah penuruan berat badan anak secara drastis. Hal ini disebabkan anak sulit menelan dan malas makan. Terkadang anak juga mengalami kesulitan bernafas karena amandel yang membesar dan mengganggu pernafasan. Komplikasi lain yang disebabkan oleh amandel adalah sinusitis, karena kuman yang berasal dari infeksi pada amandel naik menuju hidung.

‘’Guna menghindari akibat lain yang lebih tidak diharapkan, amandel memang sebaiknya dibuang. Seperti gigi yang berlubang dan rusak, amandel yang selalu infeksi juga disarankan untuk dibuang agar anak tidak lagi terganggu,’’ tutur Roy yang mengaku pengangkata amandel baru dilakukan jika memang sudah sangat menggangu.

Kendati demikian, operasi amandel harus dilakukan oleh dokter spesialis. Hal ini mengingat banyaknya pengobatan alternatif yang menawarkan pengangkatan amandel. Dikhawatirkan, operasi alternatif tersebut cuma mengangkat permukaan amandel, sehingga mengakibatkan terjadinya pendarahan dan timbulnya nanah pada amandel.

Perawatan pasca operasi juga harus menjadi perhatian bunda, guna mencegah terjadinya komplikasi pada luka bekas operasi. Bahkan, perhatian ekstra diperlukan pada 12 hari pertama setelah operasi pengangkatan amandel dilakukan.

Dua hari pertama pasca operasi, bunda disarankan  memberikan cairan yang dingin atau es krim, dan dilarang mengkonsumsi  makanan keras atau panas. Hari ketiga, anak sudah boleh mengonsumsi bubur nasi atau makanan lembut lainnya. Setelah hari kelima biasanya bekas operasi amandel sudah mampu menerima makanan lainnya.

Pengawasan lain yang harus bunda lakukan adalah tidak membiarkan sang buah hati yang baru dioperasi terlalu capek atau berteriak-teriak. Pasalnya, hal tersebut bisa membahayakan luka bekas operasi.

Agar budah hati kita tidak terserang amandel, bunda disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memberikan makanan bergizi, menjaga kebersihan mulut dan menjaga kebersihan lingkungan. Sebab pada dasarnya, pola hidup sehat sangat mempengaruhi daya tahan tubuh anak terhadap serangan penyakit.

Perhatikan juga daya tahan tenggorokan sang buah hati, karena tiap anak memiliki sensitivitas tenggorokan yang berbeda. Ada yang rentan akan makanan yang merangsang iritasi seperti makanan yang pedas atau minuman dingin, sehingga mudah menderita radang tenggorokan karena iritasi, yang merupakan salah satu pemicu infeksi amandel. (tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook