JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penyakit ikterus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kuning santer sering ditemukan pada bayi yang baru lahir. Penyakit kuning ini juga banyak ditemui pada orang dewasa dengan jenis ikterus posthepatik.
Ikterus posthepatik merupakan penyakit kuning yang terjadi lantaran adanya sumbatan berupa batu pada empedu. Sehingga, bilirubin yang seharusnya keluar melalui saluran, jadi ikut terhambat dan mengakibatkan penyakit kuning.
“Ikterus posthepatik yang paling banyak ditemukan pada masyarakat umumnya. Sering kali itu karena batu empedu itu,” ujar dokter penyakit dalam Rumah Sakit Mayapada dr Kaka Renaldi kepada JawaPos.com, Sabtu (11/2/2023).
Ia menjelaskan, dalam banyak kasus, saat seorang pasien dewasa di-USG, secara tak sengaja kadang ditemukan ada batu di kantong empedu pasien. Hal itu yang menurut Kaka akan membuat penyakit kuning semakin berkembang dan mengakibatkan komplikasi kalau tidak segera diangkat.
“Batunya itu kalau dia keluar dari kantong, terus melorot ke saluran, nah itu kan jadi penyumbatan. Kalau menyumbat di saluran, pasiennya kuning,” ucapnya.
Jika sudah sampai batu itu melorot ke saluran, Kaka mengatakan bahwa tindakan harus dilakukan untuk mengangkat batu. Bahkan, ia menyarankan batu sudah mesti diangkat sejak terdeteksi dalam kantong empedu.
Saat ini, dengan teknologi kesehatan yang lebih maju, lulusan Fakultas Kedokteran UI itu mengatakan bahwa pengangkatan batu tak perlu lagi melalui operasi. Dengan tindakan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) batu sudah dapat diangkat.
“Itu harus dilakukan tindakan ERCP. Kita keluarkan batu saluran empedunya. Karena kalau gak dikeluarkan, bilirubinnya makin lama makin tinggi. Nah itu bisa mengancam jiwa pasien,” urainya.
Lantas, apa yang menjadi tanda bahwa seseorang mulai mesti waspada kalau dirinya terkena penyakit kuning? Kaka mengungkapkan salah satu gejala yang paling tampak pada pendidap penyakit kuning adalah menguningnya bagian putih mata.
“Biasanya lebih objektif lagi dengan pemeriksaan laboratorium. Kita cek bilirubin. Nah bilirubin itu normalnya di bawah satu, kalau dia di atas satu bisa menyebabkan badan berwarna kuning,” terangnya.
Selain itu, gejala lainnya adalah dapat dilihat dari warna urin yang akan lebih keruh seperti air teh dibandingkan seperti biasanya. Hal serupa juga terjadi pada perubahan warna feses.
“Karena bilirubinnya itu gak keluar ke usus, artinya harusnya warnanya (feses) kuning-coklat karena ada bilirubin, tapi karena gak keluar ke usus, maka warnanya berwarna putih pucat seperti dempul,” urainya.
Untuk mengatasi hal itu, Kaka mengajak agar orang yang sudah merasakan gejala-gejala penyakit kuning posthepatik untuk segera memeriksakan diri agar dapat diangkat batu yang ada di kantong empedu. Semakin cepat ditindak, dampak buruk dari penyakit itu juga dapat lebih bisa diantisipasi.
“Jadi mumpung kondisi masih bagus, gak usah mikir panjang, segera bikin tindakan. Dua hari aja bisa pulang (angkat batu di kantong empedu). Karena banyak yang telat, batunya udah bikin infeksi ke mana mana, itu yang bikin perawatan lama bahkan buat kegawatdaruratan,” tandasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman