Bayi Tabung Lebih Rentan Terkena Kanker

Kesehatan | Minggu, 12 Januari 2014 - 19:58 WIB

Bayi Tabung Lebih Rentan Terkena Kanker

PROSEDUR bayi tabung bisa dikatakan salah satu terobosan luar biasa dalam dunia kesehatan. Namun karena sifatnya yang tidak alami, tentu saja bayi yang dihasilkan dari prosedur ini juga rentan mengalami gangguan kesehatan. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi baru dari Denmark.

Setelah mereview 25 studi yang berasal dari 12 negara maju, termasuk AS, Inggris, Denmark, Prancis dan Israel yang berlangsung dalam kurun 1990 hingga2010, peneliti menemukan sepertiga atau 33 persen anak yang terlahir berkat program in vitro fertilisation (IVF) alias bayi tabung ini berisiko lebih besar terkena kanker dibandingkan bayi yang lahir normal.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebanyak 65 persen di antaranya cenderung mengidap leukemia atau kanker darah dan 88 persen bayi tabung mudah terkena kanker otak dan kanker pada sistem saraf pusatnya.

"Hasil dari meta-analisis yang kami lakukan mengindikasikan adanya kaitan antara terapi kesuburan dengan risiko kanker pada anak hasil program bayi tabung," kata peneliti dari pusat riset Danish Cancer Society, Copenhagen, Dr Marie Hargreave seperti dilansir laman Daily Mail, Sabtu (11/1).

"Kami sebenarnya belum mengetahui asal-muasal kanker pada anak-anak ini, tapi kami menduga terapi kesuburan memainkan peranan penting di dalamnya," tambah Dr. Marie lebih lanjut.

Peneliti menduga risiko ini dipicu oleh sejumlah aspek dari terapi kesuburan, misalnya dari paparan hormon, preparasi sperma, embrio yang dibekukan, kondisi embrio saat sedang berkembang hingga inseminasi (pembuahan) yang tertunda.

Namun dugaan terbesar peneliti terletak pada penggunaan obat anti-estrogen yang berfungsi merangsang ovulasi dan kerap digunakan dalam prosedur bayi tabung yang hampir serupa dengan diethylstilbestrol, obat yang diberikan pada wanita hamil untuk menghentikan komplikasi karena obat ini diketahui memiliki keterkaitan dengan kanker anak.

Di samping itu, peneliti tidak menutup kemungkinan jika tingginya risiko kanker pada anak hasil program bayi tabung ini merupakan dampak dari kemandulan orangtuanya, bukan saja terapi kesuburan yang mereka jalani.

"Pasangan mandul mungkin telah mengalami banyak kecacatan epigenetik sebelumnya tapi baru ketahuan ketika menjalani terapi," jelas Dr. Hargreave.

Beruntung peneliti menekankan bahwa risiko kanker pada anak-anak yang terlahir berkat terapi kesuburan relatif rendah. (fny/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook