KOTA (RIAUPOS.CO) - Saat ini, penyakit Thalasemia (kelainan darah) masih sangat awam diketahui masyarakat Indonesia terutama Pekanbaru. Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan melalui keluarga.  Jika pasangan suami istri adalah pembawa gen Thalasemia, besar kemungkinan anaknya menderita hal yang sama sebanyak 25 persen, pembawa gen 50 persen dan normal 25 persen.

Hal ini diungkapkan oleh PembinaYayasan Thalasemia dan ahli darah dr Elmi Ridar SpA saat memberikan materi kepada 100 siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru, Kamis (10/12). Kegiatan ini juga ,merupakan program CSR dari Astra Daihatsu Pekanbaru. Ia juga menyebutkan secara fisik, seorang yang mengidap Thalasemia nampak tidak berbeda dengan orang sehat pada umumnya.

Kelainan darah ini bisa ditandai dengan kondisi sel darah merah yang mudah rusak. Karena umur sel darah merah yang terkena Thalassaemia lebih pendek dibandingkan sel darah normal yakni 120 hari. ”Penyandang Thalasemia akan mengalamigejala anemia. Akibatnya anak selalu transfusi darah sepanjang hidupnya untuk mencukupi darahnya di dalam tubuh,”katanya.

Melalui sosialisasi Thalasemia kepada kaum remaja, kata dr Elmi, lebih meminimalisir secara dini dalam memilih pasangan teridentifikasi Thalasemia. ”Ini juga edukasi yang kita berikan kepada mereka seberapa besarka pengaruh pasangan jika terkena penyakit ini,”urainya.

Ia juga menyebutkan dengan program CSR dari Daihatsu ini yang juga memberikan pompa suntik dan tenda yang cukup membantu yayasan.

Sementara itu, Kepala Astra Daihatsu Cabang Pekanbaru Dodik Priambudy menyebutkan, kegiatan ini merupakan tahun kedua dilakukan. ”Kami ingin menyampaikan bahwa masyarakat sangat awam dengan penyakit ini,” urainya.

Pihak Daihatsu juga memberikan bantuan jarum suntik untuk pihak yayasan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, bantuan jarum suntik yang diberikan lebih banyak dari tahun sebelumnya. Kegiatan ini juga sudah dilakukan sebelumnya dengan melakukan nonton bareng di bioskop.(cr4/yls)