VIRUS CORONA

Tak Takut Tertular, Orang Arab Ingin Menjadi Relawan di Wuhan

Kesehatan | Senin, 10 Februari 2020 - 15:40 WIB

Tak Takut Tertular, Orang Arab Ingin Menjadi Relawan di Wuhan
Sejumlah relawan di Wuhan tengah merapikan obat-obatan untuk pasien virus Korona. Kondisi di Wuhan membuat sejumlah orang ingin menjadi relawan termasuk warga Arab yang tinggal di Wuhan (STR / AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wabah virus corona jenis baru di Wuhan dan China pada umumnya telah menimbulkan keprihatinan secara global. Maklum saja, setiap hari jumlah pasien yang terinfeksi bertambah. Bahkan, jumlah korban meninggal juga makin banyak.

Berdasar itu, demi kemanusiaan, sejumlah warga asing dari jazirah Arab beramai-ramai mendaftar sebagai tenaga sukarelawan di Wuhan. Mereka terdorong untuk membantu apa saja dan mereka tak takut tertular infeksi virus corona. Mereka adalah warga Arab yang memang tinggal di China dan bekerja di sana.


“Saya seorang dokter. Saya bisa berbicara bahasa Arab, Mandarin, dan Inggris. Saya bisa membantu merawat pasien, memberikan informasi, dan melakukan apa saja,” sebut Ali Wari, warga negara Palestina, yang tinggal di Wuhan, Ahad (9/2).

Ali Wari bersama teman-temannya dari negara Arab sedang menunggu izin dari pemerintah lokal agar mereka bisa menjadi tenaga sukarelawan. Pria yang bekerja di perusahaan teknologi informasi di kota yang menjadi episentrum 2019-nCoV itu menggalang dukungan dengan membuat grup Wechat.

Grup Wechat yang diberi nama “Wuhan 2019-nCoV” itu memiliki anggota sekitar 480 orang dari negara-negara Arab yang kebanyakan bekerja di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei. “Awalnya, saya menerjemahkan dan menyebarkan informasi mengenai virus Korona ini. Lalu banyak yang bergabung dalam grup,” ucap Ali Wari dikutip media resmi setempat.

Beberapa pekan yang lalu, Ali Wari menerjemahkan dan menyebarkan informasi-informasi penting mengenai virus corona jenis baru itu, termasuk langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah setempat. “Saya yakin virus ini bisa dikendalikan. Tapi banyak pelajar muda yang panik meskipun pihak kampus sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, saya akan menenangkan mereka seperti halnya seorang kakak,” ujarnya.

Sementara itu, Mohamad Khotib yang juga berasal dari Palestina meminta izin dari keluarganya untuk bergabung dengan Wari. “Saya yakin ada solusi mengatasi wabah virus corona ini. Kami harus bekerja keras dan tidak kenal kata menyerah,” tegasnya.

Berbeda halnya dengan Mohamad Asaad, calon doktor dari Mesir. Dia mengaku sudah telanjur cinta dengan Kota Wuhan. Berdasar itu, dia tergerak untuk membantu warga Wuhan.

“Saya sedih melihat kota yang gemerlap ini. Sekarang saatnya mendukung dan saling bekerja dengan baik. Karena itu, saya sebagai relawan telah mendarmabaktikan diri dan mendukung kawan-kawan saya dari China untuk mengatasi masa-masa yang sulit ini,” sebutnya.

Dengan mengatasnamakan warga Arab, Ali Wari telah mengajukan permohonan kepada Kantor Urusan Luar Negeri (FAO) Kota Wuhan agar diizinkan menjadi tenaga sukarelawan. “Saya ingin membantu apa yang bisa saya lakukan. Kami tinggal di Wuhan, makanya saya cinta kota ini,” pungkas Ali Wari seperti dikutip dari Xinhua.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook