Kenali Asma Melalui Gejalanya

Kesehatan | Minggu, 09 Desember 2012 - 07:20 WIB

Kenali Asma Melalui Gejalanya

BATUK bisa menyerang setiap orang, tidak terkecuali buah hati kita yang masih belia. Namun, jika batuk tidak sembuh-sembuh setelah lebih dari dua pekan, dan terjadi berulang-ulang, ada baiknya memeriksakan secara intensif ke dokter. Sebab batuk yang tidak kunjung sembuh dikhawatirkan karena anak kita mengidap asma.

Sebagaimana penyakit lainnya, asma menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Riau Dr Riza Iriani Nasution dapat ditekan kekambuhannya, asal pemicunya diatasi sejak dini. Anak-anak yang mengidap asma sangat sensitif terhadap polusi udara. Karenanya, kesehatan lingkungan merupakan salah satu yang diperlukan dalam mengurangi paparan pemicu pada asma.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Cukup sulit untuk mengetahui apakah buah hati kita menderita asma sebelum mereka berusia lima tahun, karena berbagai penyakit yang diderita bayi nyaris memiliki gejala yang sama. Jika napas bayi terus menerus mendesah, itu merupakan salah satu tanda awal asma. Tetapi jika gejala yang dialami cuma batuk, belum tentu dia menderita asma. Sebaiknya segera membawa buah hati kita ke dokter, untuk mendapat diagnosa yang benar.

Secara umum, tanda dan gejala asma pada anak yaitu sulit tidur karena napas yang pendek, batuk atau napas sengau. Selain itu, batuk akan memburuk ketika terserang virus pernapasan, seperti pilek dan flu. Tanda dan gejala asma berbeda pada setiap anak, dan dapat memburuk atau membaik. Jika suara sengau adalah yang paling dihubungkan dengan asma, tidak semua anak dengan asma bersuara sengau. Buah hati kita bisa saja hanya memiliki satu tanda atau gejala, seperti batuk yang tidak hilang atau penyumbatan di dada.

Gejala khas asma adalah sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi. Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi, serta batuk disertai dahak yang kental, serta pilek. Anak yang batuk karena asma, akan menderita lebih berat pada malam atau dini hari. Bahkan, siang hari mereka terkadang tidak batuk sama sekali.

Walau asma bukanlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi, tapi dapat menimbulkan kematian. Ini diakibatkan penyempitan pada saluran napas, sehingga menyebabkan sesak napas. Penyakit asma pada anak banyak ditemui pada usia sekitar delapan hingga sembilan tahun, dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.

Asma bukan penyakit menular dan tidak bisa ditularkan. Karenanya, jangan khawatir berlebihan jika berdekatan dengan orang yang menderita asma. Asma bisa dikatakan penyakit turunan, karena sebagian besar penderita asma memiliki keluarga yang juga menderita penyakit serupa, walau tidak secara langsung.

Namun, anak-anak dari orangtua penderita asma tidak mutlak akan mendapat asma, walaupun ia mempunyai bakat asma. Bila lingkungannya baik, maka gejalanya tidak akan muncul. Bahkan mungkin dapat sembuh dengan sendirinya.

‘’Karenanya sangat penting menghindari terjadinya pemicu yang menyebabkan kambuhnya asma dengan menjaga kebersihan lingkungan serta gizi yang cukup. Udara dingin maupun debu bisa menjadi pemicu asma pada anak,’’ tutur Riza.

Munculnya asma pada setiap anak berbeda. Ada yang berlangsung secara berulang, bisa juga hilang kemudian timbul lagi. Ada pula yang kronis, berlangsung terus-menerus. Jika mendapat perawatan yang tepat dan menghindari terjadinya pemicu, sebagian besar asma pada anak menghilang saat dewasa, walau tidak sedikit juga asma yang diderita anak terbawa sampai dewasa. Namun, apapun kondisinya, menghindari anak dari pemicu asma periksalah jalan terbaik untuk mencegah serangan asma yang tidak diingini.(tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook