OLEH: IRENE PRAKIKIH, M.PSI

Dampak Kesehatan Mental terhadap Kinerja

Kesehatan | Minggu, 09 Oktober 2022 - 11:55 WIB

Dampak Kesehatan Mental terhadap Kinerja
Irene Prakikih, M.Psi (ISTIMEWA)

KESEHATAN mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu. Dimana didalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan. Serta berperan serta di komunitasnya (WHO). 

Pribadi yang normal atau bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat dan  bisa diterima masyarakat pada umumnya. Sikap hidupnya sesuai norma dan pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan  intersosial yang memuaskan.


Ada tiga prinsip  kesehatan mental yang didasari atas hubungan manusia dengan lingkungannya. Yaitu kesehatan mental dipengaruhi oleh hubungan interpersonal yang sehat, khususnya di dalam keluarga. Kedua, kesehatan mental memerlukan sikap yang realistik, yaitu menerima realita tanpa distorsi dan objektif. Ketiga,  Penyesuaian yang baik dan kedamaian pikiran dipengaruhi oleh kecukupan individu dalam kepuasan kerja. 

Kondisi mental yang tidak stabil  memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari sehingga berpengaruh pada tingkat kinerja dan produktivitas seseorang. (Trautmann et al., 2016). Kinerja merupakan hasil kerja seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapainya dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Kesehatan mental yang stabil dapat terlihat dari indikator kinerja yang baik yaitu,  kualitas pekerjaan yang dihasilkan, kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan cenderung baik. Kuantitas yang dihasilkan seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan sesuai atau bahkan lebih dari yang di tugaskan. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lainnya. Efektif dalam penggunaan sumber daya yang ada (uang, tenaga, bahan baku, teknologi) untuk meningkatkan hasil pekerjaan. Selain itu, ia mampu dan berkomitmen dalam menjalankan fungsi kerjanya secara bertanggung jawab.

Kesehatan mental yang tidak stabil memiliki potensi risiko mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku di tempat kerja yang  tentunya hal  ini berdampak terhadap kinerja. Dampak ini bervariasi, namun,  ada beberapa gejala yang secara umum terjadi. Banyak individu yang mengalami masalah kesehatan mental akan mengalami kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi  dalam bekerja. 

Sehingga tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Masalah kesehatan mental dapat pula membuat individu mengalami energi yang rendah dan memiliki masalah fisik yang sedang berlangsung seperti sakit perut, sakit punggung, dan sakit kepala. Bahkan membuat individu tersebut tidak dapat menerima kritik, mengakibatkan kemarahan yang berlebihan atau sikap yang sangat sensitive yang dapat menghambat kemampuan individu  untuk bekerja sama dengan rekan kerja.

Mempertahankan kesehatan mental agar tetap stabil dapat dilakukan dengan cara pengelolaan stres kerja, manajemen waktu, dan pengaturan waktu untuk bekerja dengan kehidupan pribadi. Beberapa aktivitas yang dilakukan diluar jam kerja juga mampu  mendorong individu untuk pulih dari gangguan mental seperti, melakukan meditasi, berjalan-jalan, dan menghabiskan waktu bersama teman serta keluarga.

Beberapa perusahaan ada yang menyediakan layanan konsultasi kesehatan pekerjanya agar kelangsungan mentalnya tetap terjaga. Namun jika layanan tersebut tidak tersedia pada tempat bekerja, dapat secara mandiri untuk berkonsultasi kepada professional seperti  psikolog  dan dokter yang terdekat dan mudah di jangkau.****

 

Irene Prakikih, M.Psi, Psikolog Psikolog RS Awal Bros









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook