JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Indonesia sudah memiliki 6 pasien positif virus corona jenis baru. Pasien 1 sampai pasien 5, adalah pasien yang berasal dari kluster Jakarta di klub dansa dan tertular oleh WN Jepang yang mampir ke Indonesia. Sedangkan pasien 6, adalah Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal Diamond Princess yang sempat berlabuh di Yokohama, Jepang.
Pasien 1 (31 tahun) dan Pasien 2 (64 tahun) sudah seminggu dirawat di ruang isolasi sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Ternyata hasil laboratorium terkini menunjukkan spesimen mereka masih positif virus corona.
“Beban psikologis mereka berdua (pasien 1 dan 2) hasil pemeriksaan spesimen kemarin padahal sudah masuk hari ke-7 masih positif (virus corona), jadi belum akan menyelesaikan perawatan meski secara klinis tidak ada keluhan apa-apa,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Senin (9/3).
Meski begitu, kondisi pasien 1 hingga pasien 6 seluruhnya stabil dan justru minimal keluhan. Mereka sudah tidak batuk, pilek, demam, apalagi sesak napas. Karena stabil dan kondisinya membaik, sejak awal diisolasi pun mereka tak diberikan alat bantu berupa oksigen, infus, atau ventilator. Sementara itu, untuk spesimen lainnya masih terus diteliti oleh tim.
“Spesimen belum rekap karena masih harus periksa ulang dan ada yang diminta lagi,” kata Yurianto.
“Dan update kasus pasien 1-6 Alhamdulilah keluhan klinis berkurang” tambahnya.
Pasien 1 (31 tahun) dan pasien 2 (64 tahun), tidak ada keluhan. Dokter penanggung jawab pasien yang merawat menyampaikan bahwa pasien keduanya hanya mengalami beban psikologis karena identitas mereka sudah terpublikasi beberapa waktu lalu.
Pasien 3 (33 tahun) dan 4 (34 tahun) jauh lebih bagus dari sebelumnya. Mereka meminta jaminan agar nama atau identitas mereka tak diumumkan.
“Kami memberikan garansi tidak akan mengumumkan nama atau identitas karena mereka takut seperti yang terjadi di pasien 1 dan 2, karena pasien 1 sampai pasien 5 ini dari kluster yang sama. Karena itu di antara mereka ada komunikasi. Kami tidak larang untuk gunakan smartphone. Kami tidak lakukan isolasi sosial, tapi isolasi fisiknya. Dan masih boleh TV juga,” tegas Yurianto.
Kondisi pasien 5 (55 tahun) juga bagus dan tidak ada keluhan. Akan tetapi, dia sudah mulai merasa bosan karena berada di kamar terus.
Dan pasien 6 (36 tahun) yang merupakan kasus impor dari Jepang, baik-baik saja dan tidak ada keluhan. Kasus ini merupakan kasus penularan di kapal Diamond Princess.
“Kami yakini tidak bersumber dari penularan lokal,” katanya.
Dengan kondisi dan hasil laboratorium terkini, beberapa pasien masih diobservasi. Sedangkan khusus pasien 5 (55 tahun) dan 6 (36 tahun), juga harus menunggu hasil pemeriksaan dengan Genome Squenzing.
“Kalau pemeriksaan dengan PCR yang hanya 24 jam, pasien 5 dan 6 positif. Tapi kami masih tunggu 3 hari untuk pemeriksaan dengan Genome Squenzing,” tegas Yurianto.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman