PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Riau terus bertambah. Hingga kini jumlah kasus yang tercatat 263 kasus. Bahkan di Kota Dumai, baru-baru ini terdapat 1 korban jiwa akibat DBD. Maka dari itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau meminta agar Dinas Kesehatan (Diskes) serius melakukan penangangan dan pencegahan.
Permintaan tersebut disampaikan anggota Komisi V DPRD Riau Sayed Junaidi Rizaldi, Selasa (5/2) siang. Ia menjelaskan dalam penanganan DBD poin utamanya adalah pencegahan. Karena DBD sendiri berasal dari nyamuk.
“Ini kan sederhana sekali. DBD jelas asalnya dari nyamuk. Harusnya dinas terkait bisa mencegah nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab utama supaya tidak berkembang,” sebut Sayed.
Dia meminta agar Diskes rutin turun ke masyarakat. Memberikan penyuluhan serta mengingatkan kembali masyarakat betapa berbahayanya nyamuk tersebut. Diskes, saran dia, juga bisa memanfaatkan unsur aparat desa/kelurahan untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mencegah DBD.
“Bisa bekerja sama dengan aparat desa atau kelurahan setempat. Beri mereka penyuluhan, kemudian nanti aparat tersebut yang melanjutkan ke tingkat RW hingga RT,” pintanya.
Selain itu, Disekes juga diminta untuk memberikan bantuan langsung ke masyarakat. Bisa dengan langsung memberikan lavitrap. Yakni sebuah alat sederhana yang dapat membuat nyamuk terperangkap. Itu dirasakan Sayed sangat berguna bagi masyarakat. Terutama yang tinggal sangat dekat dengan sumber genangan air seperti sungai
“Dalam waktu dekat kami di Komisi V akan memanggil seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk Diskes. Karena masalah DBD ini cukup mengkhawatirkan juga dengan jumlah yang terus bertambah. Nanti kami minta solusi kongkrit dari mereka,” tegasnya.(nda)