Cegah DBD dengan PSN yang Tepat

Kesehatan | Senin, 04 Februari 2019 - 10:37 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pada 2019, atau tepatnya di bulan Januari. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menelan dua korban jiwa di Provinsi Riau. Untuk mencegah penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut, perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang tepat.

   Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yulianti mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, bisa dilakukan dengan cara kegiatan PSN mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

  “Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti bak kamar mandi, tempat  penampungan air,  air jebakan semut (kaki meja), air pembuangan kulkas tempat minum burung (yang jarang diganti), pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah (ban, kaleng, tempurung kelapa ,botol, gelas air mineral, potongan bambu), semua tempat yang bisa menampung air,” katanya.

  Lebih lanjut dikatakannya, pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12-14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.

   “Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan. Jadi jika melihat ada jentik berarti kita terancam demam bisa,” ujarnya.

   Dijelaskan Mimi, bahwa jam kerja nyamuk pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB. Dan petang pada pukul 15.00-16.00 WIB. Untuk itu, ia mengimbau pakai selalu lotion antinyamuk terutama bagi anak-anak pada saat pagi atau sebelum berangkat sekolah dan petang saat bermain.

   “Sekali lagi kami ingatkan, jangan salah sasaran dalam melakukan PSN. PSN bukan dilakukan dengan cara memotong pohon,  bersih-bersih rumput, menata bunga. Karena jentik tidak bersarang di rerumputan,” sebutnya.

   Sementara itu, terkait sudah adanya dua korban jiwa akibat DBD di Riau. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD).

  “Status KLB belum lah mungkin. Tapi kami lihat seperti apa perkembangannya, yang jelas harus ada upaya ekstra terlebih dahulu untuk mengatasi masalah DBD ini,” kata Sekdaprov Riau, Ahmad Hijazi.

   Namun demikian, pihaknya akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) kabupaten/kota yang memiliki wilayah untuk berperan aktif mengatasi masalah DBD.

  “Ini harus ada upaya ekstra. Masalah ini lebih banyak peran kabupaten/kota, yang memiliki puskesmas yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat kesehatan, tapi juga bertanggung jawab dengan lingkungannya,” ujarnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook