JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Meninggalnya 3 orang anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RCSM) Jakarta akibat hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengambil sikap. IDI membuat seruan dan imbauan penting karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengategorikan hepatitis misterius yang juga muncul di sejumlah negara, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
IDI meminta organisasi profesi medis, semua dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini dan waspada apabila mendapati pasien mengalami gejala mirip hepatitis misterius.
"Pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut," kata Ketua Umum PB IDI, dr Moh Adib Khumaidi SpOT dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/5/2022).
IDI meminta para dokter dan tenaga kesehatan memperhatikan pasien yang memiliki gejala mirip seperti hepatitis misterius. Beberapa gejalanya yaitu mengalami perubahan warna urin (gelap), feses pucat, kulit menguning, gatal, nyeri sendi, demam tinggi, mual, muntah, nyeri perut, lesu, hilang nafsu makan, diare dan kejang.
Dokter dan tenaga kesehatan sebaiknya meningkatkan kewaspadaan apabila pemeriksaan pasien menunjukan hasil Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K). Dia meminta kepada semua dokter anak dan residen untuk memberikan pengawasan apabila mendapati orang yang mengalami gejala mirip dengan hepatitis misterius.
Meskipun kasus hepatitis misterius sudah muncul di Indonesia, IDI dan IDAI mengimbau masyarakat untuk tenang namun tetap berhati-hati. Guna menghindari penularan, mereka meminta masyarakat untuk rajin cuci tangan, mengonsumsi air bersih, makan makanan bersih dan matang, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, menjaga jarak, dan membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Apabila mendapati keluarga dan orang orang terdekat mengalami gejala mirip hepatitis misterius, sebaiknya segera memeriksakan ke fasilitas layanan kesehatan masyarakat terdekat seperti Puskesmas.
Kasus hepatitis misterius sejatinya bukan hanya ditemukan di Indonesia. Sejak 5 April 2022 lalu, Inggris Raya telah mendeteksi 10 kasus yang virusnya sama sekali berbeda dari virus hepatitis A, B, C, D dan E dan terjadi pada anak-anak. Semua anak tersebut mendapat perawatan di rumah sakit. Pada 8 April 2022, jumlah kasus di sana meningkat telah ditemukan sebanyak 74 kasus di Inggris Raya. 6 anak diantaranya per tanggal 8 April menjalani transplantasi hati.
Pada 21 April 2022, ditemukan sebanyak 114 kasus hepstitis misterius di Inggris Raya. Di Spanyol ditemukan 13 kasus, Israel (12), America (9), Denmark (6), Irlandia (<5), Belanda (4), Itali (4), Norwegia (2), Prancis (2), Romania (1) dan Belgia (1).
Pada bulan April, kasus hepatitis misterius juga muncul di Jepang dan Kanada. Sementara di Indnesia dan Singapura, kasusnya baru ditemukan pada bulan Mei 2022.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi