PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketika pandemi Covid-19 merebak, berbagai aktivitas kegiatan berubah drastis. Bak memiliki benteng masing-masing. Kemudian berbagai istilah asing yang menimbulkan kebingungan bagi masyarakat, menjadi salah satu tantangan untuk dapat mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini secara langsung dirasakan oleh kelompok perempuan akar rumput dan komunitas di sekitarnya yang menjadi dampingan Permampu.
Permampu adalah konsorsium dari 8 LSM perempuan yang mengadvokasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) perempuan di 8 provinsi yang ada di pulau Sumatera. Oleh karena itu, PPSW Sumatera yang tergabung dalam Konsorsium Permampu sebagai LSM yang bekerja langsung di akar rumput, merasa sangat penting dan mendesak agar seluruh kelompok perempuan dampingan dan keluarga/rumah tangganyanya terhindar dari virus ini dan mampu menghadang penyebarannya.
Direktur PPSW Sumatra Endang Sulfianan mengatakan, dibutuhkan sosialisasi yang tidak hanya sekadar menjelaskan arti dari berbagai istilah asing mulai dari lock down, social distancing, physical distancing, epicenter, cluster, red zone, hand sanitizer, disinfectant. Kemudian akronim yang membingungkan seperti ODP, PDP, OTG, dan lainnya.
"Untuk mengatasinya, Permampu melaksanakan pendidikan kritis yang merupakan salah satu bentuk dari pendidikan seumur hidup (lifelong learning). Terdapat 4 pilar dalam pendidikan seumur hidup, yaitu belajar untuk mengetahui dan menguasai sesuatu, melakukan atau menerapkan sesuatu, menjadi seseorang yang percaya diri dan mampu hidup bersama orang lain dengan harmonis. Keempat kemampuan ini harus didasari oleh kesadaran kritis yang bukan hafalan atau keyakinan buta semata," ungkapnya.
Sehingga mulai April sampai Mei. Dan untuk di Pekanbaru telah berjalan di Rumbai. Menurutnya, pendidikan diskusi kritis untuk sekitar 800an kader, para pihak berkepentingan (stakeholder local) dan pengurus kelompok perempuan dampingan Permampu.
"Daerah yang akan menjadi tempat pendidikan kritis di Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari Kecamatan Bangko, Kecamatan Batu Hampar, Kecamatan Sinaboi, Kecamatan Rimba Melintang, dan Kecamatan Pekaitan. Untuk Pekanbaru di Kecamatan Rumbai sedangkan Kecamatan Kampar di Kecamatan Kampar," ungkapnya.
Kemudian, masalah lain akibat Covid-19 ketidaksiapan untuk belajar jarak jauh yang begitu tiba-tiba, tantangan untuk belajar dari rumah, diwarnai oleh masalah akses ke media belajar berupa HP, Laptop, jaringan internet yang lancar, suasana belajar di rumah, dan kesulitan untuk disiplin mengelola waktu belajar di rumah. Hal ini diperburuk oleh karena media belajar ini juga merupakan media untuk berkomunikasi, untuk pergaulan, dan sebagainya.
Menurutnya, secara khusus perempuan memperoleh tantangan tersendiri, karena lebih banyak melakukan tugas rumah tangga dari pada anak laki laki. Sementara anak laki-laki lebih bebas keluar rumah, bahkan tidak disiplin dalam mematuhi larangan berkumpul, menggunakan masker, dan jam malam.
Oleh karena itu, pemahaman mereka dalam memahami seluk beluk virus corona menjadi dasar untuk masuk ke kesadaran baru mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bahasa yang mudah dipahami. Selama ini kebersihan dan kesehatan belum menjadi sebuah perilaku penting yang menjadi dasar membangun immunitas dan mengatasi segala bentuk wabah.
Pengetahuan ini membuat mereka berani dan percaya diri menyampaikan informasi mengenai seluk beluk Covid 19, jenis penularan dan cara pencegahannya di keluarga/rumah tangga dan komunitas dengan sederhana, menggunakan media-media yang resmi yang telah diadopsi untuk mudah dipahami komunitas local, serta terampil membantu upaya-upaya pencegahan penularan virus corona/covid 19; maupun menangani kasus-kasus yang diakibatkan oleh wabah tersebut.
Laporan: Sofiah (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman