OLEH: DR RAMADHAN ANANDA PUTRA SP.PD

Mengenal Sepsis, Gejala dan Penanganannya

Kesehatan | Minggu, 02 Oktober 2022 - 11:33 WIB

Mengenal Sepsis, Gejala dan Penanganannya
dr RAMADHAN ANANDA PUTRA SP.PD (RS AWAL BROS FOR RIAU POS)

 

Tanggal 13 September yang lalu diperingati sebagai hari Sepsis sedunia. Apa itu sepsis? Sepsis merupakan keadaan ketika tubuh memberikan respon berlebihan terhadap infeksi sehingga mencederai jaringan dan organ sendiri. Sepsis dapat menyebabkan syok, gagal organ, dan bahkan kematian; terutama bila tidak ditangani secara adekuat. Sepsis terjadi apabila sistem pertahanan atau sistem imun tubuh tidak mampu secara adekuat melawan suatu infeksi dan mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan organ tubuh manusia. Saat infeksi terjadi, tubuh akan menghasilkan berbagai senyawa kimia hasil dari respon peradangan untuk melawan infeksi yang terjadi. Sepsis merupakan respon sistem kekebalan tubuh manusia yang tak terkendali akibat reaksi imun yang berlebihan dengan melepas zat kimia ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit. 


Sepsis merupakan pembunuh utama pasien di Rumah Sakit. Sepsis masuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian. Tingkat kematian pasien sepsis di ICU sekitar 20 persen untuk sepsis, 40 persen untuk sepsis berat, dan >60 persen untuk syok sepsis. Sepsis merupakan bagian dari komplikasi yang cukup serius hingga dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ vital seperti paru paru dan ginjal. Pada kasus yang cukup parah, sepsis dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara drastis.

Kondisi ini disebut syok septik yang dapat berakibat fatal, seperti kematian. Meski tergolong berbahaya, sepsis masih dapat ditangani dan dapat dicegah jika pasien segera mendapatkan penanganan yang tepat.  Sepsis dapat menyerang siapa saja. Namun ada kelompok orang yang lebih cenderung lebih muda terkena sepsis yaitu orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, orang tua, orang dengan penyakit kronis yang mendasarinya (diabetes, AIDS, kanker, penyakit ginjal), patah tulang terbuka atau luka bakar parah, bayi prematur, bayi baru lahir, dan lain lain.

Pada dasarnya infeksi apapun sama-sama beresiko untuk menyebabkan sepsis jika tidak tertangani dengan baik. Sebagian besar kasus sepsis lebih sering disebabkan oleh infeksi bakteri pada perut, infeksi ginjal, infeksi kulit, infeksi darah, serta infeksi paru. Bakteri yang paling sering teridentifikasi saat infeksi menjadi sepsis adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan beberapa jenis Streptococcus. Gejala penyakit sepsis biasanya muncul setelah bagian tubuh mengalami infeksi ataupun luka. Gejala yang dapat muncul adalah demam dan menggigil, kebingungan atau disorientasi, pernafasan menjadi cepat (diatas 20 kali per menit), denyut jantung meningkat (diatas 90 kali per menit), dan kulit teraba panas (suhu diatas 38 derajat celcius) ataupun dingin (dibawah 36 derajat celcius). Secara medis, tanda tanda pasien yang mengalami sepsis dapat diketahui melalui tekanan darah sistolik (angka pertama atau atas) kurang atau sama dengan 100mmHg dan perubahan jumlah leukosit darah. 

Gejala sepsis akan semakin parah jika berkembang menjadi syok septik. Gejala dan tanda yang dapat muncul antara lain tekanan darah sangat rendah hingga harus mengonsumsi obat untuk menjaga tekanan darah agar lebih tinggi dari atau sama dengan 65 mmHg dan tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) setelah menerima penggantian cairan yang memadai. Memiliki terlalu banyak asam laktat dalam darah berarti sel-sel tidak menggunakan oksigen dengan baik. Organ juga akan mengalami kegagalan yang ditandai dengan nyeri perut parah, kulit menjadi pucat dan dingin, penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi buang air kecil, hingga kehilangan kesadaran. 

Potensi penyakit sepsis dapat disembuhkan akan lebih besar jika dideteksi sedini mungkin. Jika sepsis belum menyebar ke organ-organ vital, pengidap sepsis dapat pulih sepenuhnya dengan menjalani pengobatan antibiotik jika terjadi karena bakteri, mengatasi sumber infeksi misalnya dengan tindakan drainase nanah, atau pembedahan. Aliran darah dan oksigen ke organ harus dijaga dengan baik misalnya dengan pemberian oksigen, cairan infus, dan obat obatan untuk menjaga tekanan darah. Gula darah juga harus distabilkan dengan obat obatan ataupun insulin. Namun, untuk pengidap sepsis yang sudah parah, harus menjalani penanganan di ruang perawatan intensif atau ICU, agar organ-organ vital dapat ditunjang dengan bantuan peralatan medis selama infeksi ditangani. Cuci darah diperlukan jika sepsis menyebabkan fungsi ginjal terganggu atau terjadi gagal ginjal. Tindakan ini dimaksudkan untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah berbahaya dalam darah serta mengatur keseimbangan garam dan cairan.

Sepsis dapat dicegah dengan melakukan langkah langkah gaya hidup bersih dan sehat. Diantaranya adalah rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Langkah ini merupakan yang paling sederhana namun dapat membantu mencegah masuknya infeksi ke dalam tubuh. Konsumsi makanan bergizi dan bernutrisi tinggi untuk mengoptimalkan kerja sistem kekebalan tubuh. Ganti polah hidup menjadi lebih sehat dengan berolahraga dan berhenti minum alkohol serta merokok. Jika terdapat luka atau ada perangkat invasif seperti kateter dan lain lain harus diperiksa secara teratur dan tetap bersih. Menjaga kesehatan tubuh bisa dimulai dengan menaati semua nasehat yang disarankan oleh dokter untuk menjaga kesehatan. Hal ini termasuk memahami cara merawat luka yang tepat sebelum menjadi infeksi, mengikuti jadwal vaksin yang telah ditetapkan, dan segera konsultasi bila muncul tanda-tanda infeksi. Gejala sepsis juga harus dikenali sehingga dapat membantu diri sendiri atau orang lain untuk segera mendapatkan perawatan medis yang tepat sebelum kondisi menjadi semakin parah.****

dr RAMADHAN ANANDA PUTRA SP.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Awal Bros Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook