JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wajan atau panci antilengket merupakan salah satu alat masak yang cukup sering digunakan untuk memasak atau menggoreng makanan yang mudah menempel. Alat masak antilengket digunakan banyak orang karena lebih mudah dibersihkan sehingga menghemat waktu dan tenaga.
Namun, beberapa jenis alat masak antilengket memiliki bahan kimia sintetis bernama Perfluorinated Alkylated Substances (PFAS) atau asam perfluorooktanoik yang bisa berbahaya bagi tubuh. Karena itu, dalam memilih alat masak antilengket, sebaiknya menggunakan alat masak yang tidak memiliki kandungan PFAS tinggi.
Dalam webinar bersama Royalstar, Praktisi Hai Fei Qing mengutip sebuah penelitian yang dilakukan Badan Perlindungan Lingkungan federal Amerika Serikat mempertimbangkan studi tentang bagaimana insinerator limbah kota menangani senyawa kimia tertentu yang terkait dengan kanker.
Studi ini melihat bagaimana insinerator limbah kota menangani PFAS, atau zat alkilasi perfluorinasi. PFAS dapat ditemukan dalam wajan antilengket, busa pemadam kebakaran, lilin, dan cat.
Menurut EPA, terdapat bukti bahwa paparan PFAS dapat menyebabkan hasil kesehatan yang merugikan pada manusia, seperti cacat reproduksi dan perkembangan, kerusakan hati dan ginjal, dan efek imunologi pada hewan laboratorium seperti dilaporkan My Central Jersey. Temuan yang paling konsisten dari penelitian manusia adalah peningkatan kadar kolesterol di antara populasi yang terpapar, serta kanker, efek pada berat badan lahir bayi, efek buruk pada sistem kekebalan dan efek hormon tiroid.
“Selektif lakukan pilihan produk alat masak antilengket yang lebih aman dan tidak memiliki bahan kimia berbahaya yang bisa mengontaminasikan racun pada makanan,” katanya secara daring baru-baru ini.
Misalnya, kata dia, alat masak yang terbuat dari batu mineral maifan akan menyerap kuat ion logam berat dan racun di dalam air, serta mengurangi konsentrasi dan menghambat kecepatan reproduksi bakteri. Jadi, selain bebas dari bahan kimia PFAS yang berbahaya, batu maifan justru juga meningkatkan efek pada kesehatan.
“Dengan begitu, seseorang akan semakin bersemangat memasak sehingga memasak menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman