SELAMA ini yang sering diajari terutama dimulai dari anak-anak adalah supaya rajin mandi. Ya, selain untuk membersihkan tubuh dari kuman dan kotoran yang menempel di kulit, kegiatan ini dipercaya memberi efek segar pada pagi hari, dan membuat tidur lebih nyenyak di waktu malam.
Tapi ternyata terlaalu sering mandi pun bisa berdampak tidak bak. Seperti dilansir dari Boldsky, temuan dari penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli penyakit menular, Dr Elaine Larson mengungkapkan bahwa risiko penyakit menular tidak berkurang dengan penggunaan sabun atau produk pembersih setiap hari.
Sebaliknya, dia mengatakan bahwa mencuci tangan adalah cara yang jauh lebih baik untuk mengurangi penyakit. Selain itu, pakaian yang dikenakan oleh seseorang harus secara teratur diganti dan dicuci untuk menghilangkan sel-sel kulit mati yang menempel.
Hasil penelitian tersebut juga mengungkap fakta bahwa sering mandi dengan sabun dan shampo dapat mengupas minyak alami dari kulit dan rambut. Padahal, itu diperlukan untuk melindungi dari kuman.
Tubuh manusia dikenal sebagai rumah bagi berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, archaea dan mikroba lain yang melindungi kita dari kuman. Sering mandi dengan sabun atau shampo cenderung membersihkan mikroba tersebut.
Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi pembersihan bagian tubuh tertentu dengan cara menggosok. Bukan berarti sering mandi dilarang. Hanya saja, perlu diperhatikan beberapa faktor berikut ini untuk menentukan seberapa sering mandi disarankan.
1. Iklim
Iklim bisa menentukan frekuensi mandi. Misalnya, tuntutan iklim musim dingin atau kering banyak menghindari penggunaan air panas atau sabun, karena dapat mengeringkan atau mengiritasi kulit.