MAKANAN

Segudang Manfaat Kolang-kaling, Digunakan untuk Penyembuh Nyeri sejak Dinasti Ming

Kesehatan | Minggu, 02 April 2023 - 14:39 WIB

Segudang Manfaat Kolang-kaling, Digunakan untuk Penyembuh Nyeri sejak Dinasti Ming
ILUSTRASI (INTERNET)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kolang-kaling lazim digunakan untuk sajian berbuka puasa. Kolak, setup, manisan, puding, sampai es buah menggunakan kolang-kaling. Kolang-kaling sebenarnya adalah ’’endosperm’’. Yakni, bagian biji dari buah pohon aren yang kaya kandungan nutrisi untuk pertumbuhan. Di antaranya, protein, lemak, dan karbohidrat. Ada pula mineral kalsium, zat besi, fosfor, serta vitamin A dan B.

Bentuk umum butiran kolang-kaling adalah elips, warna putih transparan, tekstur kenyal, dan rasanya menyegarkan. Berasal dari pohon aren yang bernama ilmiah Arenga pinnata dari keluarga Palmae. Pohonnya berbatang tunggal tanpa cabang dengan bentuk daun yang mirip pohon kelapa. Dikenal sebagai pohon yang tahan kekeringan, tahan penyakit, dan tidak perlu perawatan khusus. Tumbuh liar di kawasan India, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Tiongkok Selatan, hingga Semenanjung Malaya dan Indonesia.


Yang menarik adalah informasi penggunaan pohon aren dalam sistem pengobatan Tiongkok. Materia Medika Cina mengindikasikan khasiat buah aren yang dikeringkan sebagai penghilang nyeri dan blood stasis. Selain sebagai makanan, kaum lanjut usia di Indonesia mengonsumsi kolang-kaling untuk membantu meredakan nyeri sendi lutut.

Menurut Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS Guru besar botani farmasi dan farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, melalui catatan sejarah, pohon aren diketahui sudah tertera dalam monografi obat. Yakni, Compendium of Materia Medica yang diterbitkan semasa Dinasti Ming tahun 1578 AD. Disebutkan bahwa buah kering aren digunakan dalam pengobatan rakyat sebagai penyembuh nyeri.

Untuk membuktikan khasiat itu, gabungan peneliti akademi pengobatan tradisional Tiongkok melakukan percobaan pemberian ekstrak kolang-kaling pada mencit yang mengalami nyeri dan radang. Hasilnya, mencit itu mengalami penurunan rasa nyeri dan peradangan secara signifikan. Diduga, ekstrak kolang-kaling bekerja melalui berbagai jalur sinyal yang mengendalikan pusat nyeri di otak dan di perifer. Ekstraknya bisa mengatasi radang lewat pengendalian pengeluaran agen penyebab radang.

Hasil penelitian yang dipublikasikan tahun 2019 itu diklaim sebagai temuan baru. Yakni, temuan kandidat obat antinyeri dan antiradang berbahan alam yang lebih aman ketimbang obat kimiawi. Obat kimiawi yang selama ini digunakan menunjukkan efek samping yang tidak dikehendaki, seperti meningkatkan tekanan darah dan kerapuhan tulang.

Osteoartritis

Benarkah kolang-kaling bisa mengatasi osteoartritis pada orang lanjut usia? Inilah yang mendorong peneliti Indonesia menyelidiki khasiatnya sebagai antinyeri dan antiradang. Osteoartritis adalah radang dan nyeri kronik persendian yang terjadi pada usia dewasa dan tua. Biasanya hal itu berawal dari kerusakan lapisan tulang rawan persendian. Kondisi tersebut bisa menjadi lebih parah karena faktor keturunan, obesitas, dan penggunaan sendi secara berlebihan.

Penelitian itu menggunakan jus kolang-kaling yang diberikan pada dua kelompok tikus. Yakni, dibuat mengalami rasa nyeri dan peradangan. Hasilnya, terjadi penurunan nyeri dan radang secara signifikan seiring dengan peningkatan dosis jus.

Melalui studi itu, diketahui peran kandungan karbohidrat kolang-kaling yang dinamakan galaktomanan. Salah satu tugasnya adalah menghambat sekresi mediator nyeri, misalnya prostaglandin. Sebagai antiradang, ternyata galaktomanan bekerja melawan radikal bebas. Percobaan itu juga membuktikan terjadinya penurunan oedema. Studi tersebut meyakini kerja jus kolang-kaling melalui sinergisme galaktomanan dan zat kandungan lain.

Kosmeseutikal

Kosmeseutikal adalah produk kosmetik yang punya manfaat pengobatan. Pemakaian kosmeseutikal berbahan alam sudah dikenal sebagai pengendali proses penuaan. Bahan alam yang digunakan adalah polisakarida, dan galaktomanan dari kolang-kaling adalah salah satunya.

Peneliti Indonesia tertarik untuk membuktikan kerja galaktomanan sebagai anti penuaan dini. Yakni, dengan menguji efeknya sebagai antioksidan, pencerah kulit, dan pelindung kulit dari kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet. Hasilnya menunjukkan kerja galaktomanan sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan sel.

Khasiat sebagai pencerah kulit dibuktikan melalui enzim tyrosinase yang mengendalikan proses pigmentasi. Galaktomanan menunjukkan perlindungan kuat dari kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet B. Studi lanjut diharapkan bisa memperkuat pemakaian galaktomanan sebagai bahan kosmeseutikal alamiah untuk perawatan kulit.

MENGOLAH DAN MENGHIDANGKAN KOLANG-KALING

Agar kolang-kaling tidak berbau dan berasa asam:

- Pilih kolang-kaling muda yang berwarna transparan, bentuk lebar, pipih, dan empuk.

- Cuci bersih berkali-kali untuk menghilangkan lendir sampai butiran terasa kesat.

- Rebus dengan air hingga empuk. Dapat ditambahkan daun pandan dan daun jeruk.

Wedang Jahe Kolang-kaling

- Rebus jahe dalam air hingga mendidih dengan api berkekuatan sedang. Setelah mendidih, kecilkan api. Lanjutkan pemanasan selama 10 menit.

- Larutkan gula aren secukupnya, tambahkan pada rebusan jahe. Masukkan kolang-kaling rebus ke dalamnya.

- siap untuk dihidangkan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook