Baraban menggunakan ikan zebra untuk menguji obat epilepsi karena genom ikan zebra 80 persen identik dengan genom manusia. Peneliti menggunakan larva ikan zebra yang nantinya akan menghisap obat yang diuji melalui proses respirasinya. Dengan obat segera masuk ke sistem mereka, peneliti lebih mungkin mengamati bagaimana ikan merespons dengan lebih cepat.
‘’Kebanyakan obat diuji dengan berbasis sel yang pada tahap berikutnya, di hewan tersebut mereka justru sering beracun. Jadi keuntungan ikan zebra ini kita bisa menguji efektivitas dan toksisitas obat pada waktu yang sama,’’ kata Baraban.
Baraban memutuskan melakukan skrining obat untuk sindrom Dravet setelah menemukan ikan zebra dengan mutasi pada gen SCN1A, mutasi genetik yang sama dan umumnya terkait dengan epilepsi. Seperti anak dengan sindrom dravet, ikan akan mulai